Perbandingan Kekuatan Militer Turki dan Prancis, Kini Turki Masih Lebih Lemah dari Prancis, Malah Kena Sanksi AS Gara-gara Ngeyel Beli Rudal Canggih Rusia Ini

Khaerunisa

Penulis

Intisari-Online.com - Perbandingan kekuatan militer Turki dan Prancis, saat ini Ankara masih lebih lemah dari sekutu sekaligus seterunya itu.

Seperti diketahui, meski Turki dan Prancis merupakan sekutu di bawah NATO, namun belakangan keduanya terlibat perselisihan sengit.

Pemimpinnya saling mengkritik, bahkan perang kata-kata antara Erdogan dan Macron sempat menjadi perbincangan hangat.

Turki dan Prancis juga telah berada di posisi yang berseberangan dalambeberapa konflik yang terjadi di dunia.

Baca Juga: Iran Tuding AS Hanya Cari Alasan untuk Memulai Perang, Konflik Makin Panas, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS

Seperti dalam Perang Saudara Libya dan sengketa wilayah di Laut Mediterania.

Perbedaan pendapat juga terjadi antara Turki dan Prancis dalam konflik Nagorno-Karabakh.

Terlibat perselisihan dengan sekutunya, kekuatan militer Turki tahun 2020 menempati peringkat ke-11 dari 138 negara menurut Global Firepower, sedangkan Prancis di peringkat ke-7.

Turki tampaknya terus berupaya meningkatkan kekuatan militernya, salah satunya dengan membeli rudal canggih Rusia, tapi justru sanksi AS yang didapatkannya, kok bisa?

Baca Juga: Korea Utara salah Satu Negara Paling Korup di Dunia, Warganya Terjebak dalam 'Lingkaran Setan' Korupsi, Suap, Perampasan, hingga Penindasan

MelansirAljazeera.com (30/12/2020), Turki dan Amerika Serikat telah memulai pembicaraan untuk membentuk kelompok kerja bersama untuk membahas sanksi yang dikenakan Washington pada sekutu NATO-nya atas pembelian sistem pertahanan udara Rusia yang canggih, menurut menteri luar negeri Turki.

Dalam konferensi pers akhir tahun yang menilai kebijakan luar negeri Turki, Mevlut Cavusoglu juga mengatakan kepada wartawan pada Rabu bahwa Turki menginginkan hubungan yang "lebih sehat" dengan AS di bawah pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden.

Hubungan Turki dan AS yang juga sekutu ini memburuk ketika pada April 2017, Turki menandatangani kontrak dengan Rusia untuk memperoleh perisai rudal canggih setelah upaya berlarut-larut untuk membeli sistem pertahanan udara dari AS terbukti sia-sia.

Atas kontrak Turki dan Rusia itu, pejabat AS telah menyuarakan penentangannya mengklaim itu tidak akan sesuai dengan sistem NATO dan akan mengekspos jet F-35 untuk kemungkinan tipu muslihat Rusia.

Baca Juga: Resolusi Tahun Baru 2021; Bersihkan Dapur dengan 9 Tips Cepat Berikut Ini, Salah Satunya Masukkan Nasi ke Dalam Penggiling Kopi untuk Membersihkannya

Washington sebelumnya telah mengeluarkan Ankara dari program jet siluman F-35, dengan mengatakan penggunaannya bersamaan dengan teknologi Rusia akan membahayakan keselamatan jet tempur.

Namun, Turki tetap berada di jalannya untuk mendapatkan S-400 Rusia.

Turki menekankan bahwa S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO, dan tidak menimbulkan ancaman bagi aliansi atau persenjataannya.

Tetapi itu tidak menghentikan AS untuk mengumumkan sanksi awal bulan Desember 2020 untuk menghukum Turki, di bawah Undang-Undang Penentang Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA) yang bertujuan untuk menekan kembali pengaruh Rusia.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Tahun Baru Terburuk Sepanjang Tahun 2000, Ternyata Beginilah Suramnya Pergantian Tahun 2021 di Kota-kota Besar Dunia

Itu adalah pertama kalinya CAATSA digunakan untuk menghukum sekutuAS.

Sanksi tersebut menargetkan Direktorat Industri Pertahanan Turki (SSB), ketuanya Ismail Demir dan tiga pejabat senior lainnya. Ini juga termasuk larangan sebagian besar izin ekspor, pinjaman dan kredit ke badan tersebut.

Cavusoglu mengatakan Turki sendiri telah mengusulkan kelompok kerja bersama mengenai sanksi tersebut.

AS mengaku mendukung dialog, dan mengiyakan usulan Turki. "Negosiasi dimulai pada tingkat ahli, ”kata Cavusoglu dalam pertemuan tersebut.

Baca Juga: Termasuk Militer Paling Kuat di Dunia, Kini Militer Jepang Disebut Lebih Kuat Dibanding saat PD II Justru Berkat Bantuan AS, Musuh yang Dulu Pol-polan Menghabisinya

Dia juga mengatakan pemberian sanksi adalah salah langkah baik secara politik maupun hukum. "Itu adalah serangan terhadap hak kedaulatan kami," tegasnya.

S-400 yang juga bakal dimiliki militer India, adalah sistem pertahanan udara paling modern di persenjataan Rusia yang dimaksudkan untuk ekspor, mengutip The print.

Ia mampu menghancurkan pesawat musuh yang masuk, rudal dan bahkandrone dalam jarak hingga 400 km. Juga memiliki kemampuan pelacakan hampir 600 km.

Sistem ini telah dirancang untuk menjatuhkan target terbang, termasukyang dilengkapi dengan teknologi siluman, pada jarak sekitar 400 km.

Baca Juga: Serpihan Kayu Bisa Dikeluarkan Dengan Mudah Dari Kulit Lewat Cara Ini

Ia juga mampu menghabisi rudal balistik dan target hipersonik.

Dibandingkan dengan pendahulunya - S-300 - S-400 memiliki kecepatantembak 2,5 kali lebih cepat.

Kemudian, setiap baterai S-400 terdiri dari radar jarak jauh, kendaraan pos komando, radar akuisisi target, dan dua batalion peluncur (masing-masing batalion memiliki delapan). Setiap peluncur memiliki empat tabung.

S-400 dapat dipersenjatai dengan empat jenis rudal berbeda denganjangkauan 400 km, 250 km, 120 km dan 40 km.

Radar jarak jauh dapat melacak lebih dari 100 objek terbang secara bersamaan sambil mampu menyerang selusin target.

Baca Juga: Disiksa dan Dirudapaksa Antek Yakuza, Ini Kisah Lengkap Junko Furuta hingga Berakhir Dibunuh dan Jasadnya Dibeton

Perbandingan Kekuatan Militer Turki dan Prancis

Tetap ingin mendatangkan sistem pertahanan udara paling canggih Rusia meski harus menghadapi sanksi AS, kekuatan udara Turki kini tengah membuntuti Prancis.

Kekuatan udara Turki persis di bawah seterunya tersebut, yaitu di peringkat ke-9, sedangkan Prancis di peringkat ke-8.

Turki memiliki total pesawat sebanyak 1.055, dengan 206 pesawat tempur, 80 angkutan, 18 misi khusus, 497 helikopter, 100 helikopter serang, dan 276 pesawat latih.

Sedangkan Prancis memiliki total pesawat 1.229, dengan 269 pesawat tempur, 121 angkutan, 45 misi khusus, 589 helikopter, 62 helikopter serang, dan 187 pesawat latih.

Baca Juga: Perebutan Takhta Inggris, Bagaimana Pertempuran Hastings Ini Bisa Menang, Gunakan Anak Panah dan Dimulai Pagi-pagi Benar Ketika Terompet Berbunyi

Perbandingan kekuatan militer Turki dan Prancis di sektor laut pun sengit,seperti persaingannya di sektor udara.

Namun, lagi-lagi Prancis memimpin dengan menempati peringkat ke-17 untuk kekuatan lautnya, sementara Turki berada di peringkat ke-20 dari 138 negara.

Turki memiliki 12 kapal selam, 16 fregat, 35 kapal patroli, 11 mine warfare. Serta 10 korvet yang tidak dimiliki Perancis.

Sedangkan Prancis memiliki 9 kapal selam, 11 fregat, 17 kapal patroli, dan17 mine warfare. Serta 4 kapal induk dan 11 kapal perusak yang tidak dimiliki Turki.

Turki boleh kalah dari Prancis untuk kepemilikan peralatan tempur di udara dan lautnya, namun militer negara ini mengejar dengan keunggulan di sektor darat.

Baca Juga: Gambar Peta Dunia Tahun 1491 yang Dilewati Christopher Columbus

Di darat, Turki memiliki 2.622 tank tempur, 8.777 kendaraan lapis baja, 1.278 artileri self-propelled, 1.260 artileri derek, dan 438 proyektor roket.

Sedangkan Prancis hanya memiliki 528 tank tempur, 6.028 kendaraan lapis baja, 109 artileri self-propelled, 12 artileri derek, dan 13 proyektor roket.

Sementara itu, melihat total personel militernya, Turki juga cukup unggul, dengan punya sebanyak735.000 personel militer, dibanding Prancis yang punya 451.635 personel militer.

Dari segi keuangan, Prancis lebih unggul dengan dukungan anggara pertahanan tahun 2020 sebesar $ 41,5 miliar. Sedangkan anggaran pertahanan Turki hanya setengah milik saingannya yaitu $ 19 miliar.

Baca Juga: Bukan Perang dengan China Apalagi Iran, Donald Trump Justru Berencana Bongkar Rahasia Soal Keberadaan Alien pada Detik-detik Terakhir Pemerintahannya

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait