Penulis
Intisari-Online.com - Donald Trump gagal mempertahankan posisinya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Trump kalah dalam Pemilihan Presiden (Pilpres AS) tahun 2020 oleh Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS era Barack Obama.
Kekalahan Trump cukup telak di sejumlah negara bagian besar.
Akibatnya, Trump harus merelakan posisinya diambil Biden mulai tahun 2021 mendatang.
Artinya Trump hanya memiliki waktu beberapa hari lagi untuk menjadi Presiden AS.
Apa kata Trump mengenao kekalahannya ini?
Dilansir dariindependent.co.uk pada Selasa (22/12/2020), presiden berusia 74 tahun itu mengatakan bahwa Covid-19 telah diciptakan untuk emmbuatnya kalah dalam Pemilu 2020.
Seperti yang kita tahu, Covid-19 merupakanpandemi yang sekarang menyerang AS dan seluruh dunia.
Sudah 77,7 juta orang di seluruh dunia positif Covid-19 dan 1,7 juta orang lainnya meninggal dunia karena virus mematikan itu.
Apa yang membuat Trump mengatakan hal itu?
Ternyata itu berasal dari sebuah video berjudul 'Cara mencuri pemilu' yang berisi beberapa klaim tentangPemilu 2020 dan asal-usul Covid-19.
Presiden Trump pada hari Minggu me-retweet video yang berisi beberapa teori konspirasi seputarPemilu tahun 2020 dengan pandangan aneh tentang asal-usul virus corona yang mengklaim itu direkayasa untuk menodai citranya.
Sikap Trump seakan membuktikan upayanya untukmeningkatkan keraguan atas hasil pemilihan yang terjadi pada tanggal 3 November 2020 kemarin.
Video yang diposting oleh akun anonim bernama @ a17time, yang tweet untuk mendukung Presiden Trump, menampilkan serangkaian klaim mulai dari asal-usul Covid-19 dan mengarah ke pemungutan suara Pemilu 2020 dan hasilnya.
Video dibuka dengan judul yang dicetak tebal "Cara mencuri pemilu".
Lalu ada sulih suara berbunyi: "Mulailah dengan virus, impor ke Amerika, bicarakan tanpa henti, hubungi beberapa gubernur, masukkan pasien ke panti jompo, bunuh ribuan, salahkan presiden, teruslah menyalahkan, salahkan lagi," kata narator.
Sementara foto-foto rumah sakit dan kuburan yang ramai diputar menjadi latar belakangnya.
"Mengunci bisnis kecil, mematikan ekonomi, mendorong voting melalui surat, memicu perang ras, menyerukan kekerasan, pilih kandidat, bukan, bukan dia," kata sulih suara dengan bidikan Tulsi Gabbard.
Dan kemudian pindah ke cuplikan video lain.
Sulih suara terus membuat klaim pers "melindungi" Joe Biden dan tidak meliput kaum konservatif.
"Abaikan pemulihan ekonomi, remehkan perdamaian dunia, pacu tempat," kata sulih suara itu."
Video yang berdurasi lebih dari satu menit ini telah ditonton lebih dari 370.000 kali dan di-retweet lebih dari 20 ribu kali.
Situs jejaring sosial itu juga dengan cepat menandai video itu sebagai "disengketakan" seperti halnya sebagian besar tweet Presiden Trump yang berisi klaim tidak berdasar terkait pemilu.
Video tersebut sebagian besar mengikuti garis dari apa yang telah diklaim oleh Presiden Trump sejauh ini.
Termasuk klaim seperti kecurangan yang meluas, penipuan dengan perangkat lunak pemungutan suara dan tipu muslihat media.
Dan diakhiri dengan pernyataan, "Mencuri republik paling kuat di dunia. Semudah itu."
Namun, sebagian besar klaim ini telah dibantah oleh pihak berwenang dan pemeriksa fakta independen yang terus menyatakan bahwa pemilu AS dilaksanakan dengan cara yang adil tanpa campur tangan asing.
Sebagian besar tuntutan hukum Trump dengan tuduhan kecurangan telah ditarik atau ditolak oleh pengadilan.
Sehingga hasil Pemilu AS 2020 telah resmi dengan Joe Biden yang jadi pemenangnya.