Penulis
Intisari-online.com - Baik buruknya pemimpin negara, biasanya jasa-jasanya yang akan selalu dikenang, meskipun hanya sedikit.
Namun, bagaimana jadinya jika mantan pemimpn negara yang seharusnya dihormati.
Justru diperlakukan tidak dihormati sama sekali, bahkan diteriaki laiknya musuh hingga dilempari dengan kayu.
Hal itulah yang dialami oleh mantan pemimpin negara Bolivia yang dilaporkan baru-baru ini.
Menurut Daily Mail pada Rabu (16/12/20), momen mengejutkan terjadi di mana mantan Presiden Bolivia Evo Morales dilempari kursi.
Orang yang melakukan tindakan nekat itu diduga adalah seorang ektrimis, yang membenci mantan presiden itu.
Dia melemparkan kursi ke arah mantan presiden itu, selama acara kampanye.
Menurut Daily Mail, insiden itu dilaporkan pada 15 Desember dalam acara pemilihan, di mana ada Evo Morales yang duduk di panggung.
Laporan itu mengatakan, insiden itu terjadi di Shinahota, Chochabamba, saat mantan Presiden itu membantu Pedro Garcia mencalonkan diri sebagai gubernur Santa Cruz.
Kehadiran Evo Morales, adalah untuk membantu Pedro Garcia yang sedang melakukan kampanye.
Namun, pendukung Gerakan mulai melakukan kerusuhan, meneriaki pemimpin partai dan Morales untuk meninggalkan acara tersebut.
Beberapa anggota fanatik melemparkan furnitur ke atas panggung tempat para politisi dan mantan kepala Bolivia duduk.
Seorang petugas polisi dan seorang wanita berdiri di tengah panggung, mencoba menahan kerumunan yang marah.
Seorang pria yang terlalu bersemangat melemparkan kursi hijau ke arah Tuan Morales dan memukul kepala mantan Presiden Bolivia.
Tidak jelas apakah pria yang menyerang Morales ditangkap setelah kejadian tersebut.
Morales, yang dilarang mencalonkan diri sebagai presiden Bolivia, memiliki pengaruh dalam Gerakan Partai.
Mantan kepala negara Bolivia itu mengatakan kerusuhan itu disebabkan oleh pendukung partai oposisi.
Morales menjabat sebagai Presiden Bolivia selama 14 tahun sebelum mengundurkan diri pada 10 November 2019 karena tidak lagi didukung.
Protes atas tuduhan penipuan meletus di negara Bolivia Amerika Selatan ketika Morales menyatakan kemenangan dalam pemilihan presiden 2019.
Situasinya begitu rumit sehingga Morales terpaksa mengundurkan diri atas permintaannya. pemimpin militer dan polisi.
Mantan kepala negara Bolivia yang berusia 61 tahun pergi keesokan harinya dengan pesawat pemerintah selama satu tahun suaka di Meksiko.
Tetapi Morales tinggal di sana hanya sebulan sebelum pindah ke Argentina pada Desember 2019.
Pada akhir September 2019, pengadilan Bolivia menyetujui surat perintah penangkapan mantan Presiden Bolivia atas tuduhan gangguan dan terorisme.
Pada 11/9/2020, Tuan Morales kembali ke Bolivia.