Penulis
Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, saat Uni Emirat Arab sepakat untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, Maroko dengan tegas menolak melakukan langkah yang sama.
Melalui Perdana Menteri Saad Dine El Otmani, Maroko menolak normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.
Kepada partai Islamis PJD, Minggu (23/8/2020), El Otmani mengatakan, "Kami menolak normalisasi apa pun dengan entitas Zionis karena ini membuatnya berani untuk melangkah lebih jauh dalam melanggar hak-hak rakyat Palestina."
Pernyataan itu muncul menjelang kunjungan penasihat senior dan menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, ke wilayah itu sebagaimana dilansir dari Reuters, Senin (24/8/2020).
Baca Juga: Maroko Normalisasi Hubungan dengan Israel, Begini Tanggapan Dunia Terhadap Keputusan Tersebut
Posisi resmi Maroko telah mendukung solusi dua negara, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina.
Maroko dan Israel memulai hubungan tingkat rendah pada 1993 setelah kesepakatan damai Israel-Palestina tercapai.
Namun Rabat menangguhkan hubungan dengan negara Israel setelah pecahnya pemberontakan Palestina pada 2000.
Tak lamasetelah pernyataan penolakan normalisasi hubungan dengan Israel tersebut dikeluarkan, Maroko seolah menelan ludahnya sendiri.
Pasalnya,Maroko akan menjadi negara Arab keempat yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Hal ini terjadi setelahAmerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump mengakui kedaulatan Maroko di wilayah yang disengketakan.
Sebelumnya Israel menandatangani kesepakatan serupa dengan negara-negara Arab antara lain Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, dan Bahrain.
Mengutip Kompas.com, Raja Maroko Mohammed VI pada Kamis (10/12/2020) mengatakan negaranya akan "melanjutkan kontak resmi... dan hubungan diplomatik dengan segera" dengan Israel, menurut pernyataan dari istana kerajaan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji normalisasi itu sebagai peristiwa "bersejarah," dan menyebutnya sebagai "cahaya perdamaian besar lainnya" di wilayah tersebut.
Kesepakatan normalisasi hubungan diplomasi Maroko dengan Israel
Mengutip Time of Israel, Kamis (10/12/2020), sebagai bagian dari pengumuman diplomasi Maroko dan Israel tersebut, Trump mengatakan bahwa AS akan mengakui klaim Maroko atas wilayah Sahara Barat yang disengketakan.
Trump juga mengatakan Israel dan Maroko akan memulihkan hubungan diplomatik dan lainnya, termasuk pembukaan segera kantor penghubung di Rabat dan Tel Aviv dan akhirnya pembukaan kedutaan besar.
Pejabat AS mengatakan itu juga akan mencakup hak penerbangan bersama untuk maskapai penerbangan.
Raja Mohammed mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Maroko akan mengambil tiga langkah dalam waktu dekat untuk memajukan hubungan.
Pertama, akan ada gerakan untuk memfasilitasi penerbangan langsung untuk mengangkut orang Yahudi asal Maroko dan turis Israel ke dan dari Maroko, katanya.
Kedua, negara Afrika Utara juga akan berusaha untuk "melanjutkan hubungan bilateral resmi dan hubungan diplomatik (dengan Israel) secepat mungkin."
Maroko juga akan berusaha “untuk mengembangkan hubungan inovatif di bidang ekonomi dan teknologi. Sebagai bagian dari tujuan ini, akan ada pekerjaan untuk memperbarui kantor penghubung di kedua negara, seperti yang terjadi di masa lalu selama bertahun-tahun, hingga 2002, ”kata Raja Mohammed.
Dalam pernyataan terpisah tetapi kemungkinan besar terkait erat, AS mengatakan akan mengakui klaim Maroko atas Sahara Barat, bekas wilayah Spanyol Afrika Utara yang telah menjadi fokus perselisihan berkepanjangan yang telah membingungkan negosiator internasional selama beberapa dekade.