Dan ada kemungkinan kuat bahwa ini karena satu unit yang sangat khusus di dalam IDF.
Sementara tentara Israel tidak kekurangan pasukan elit dan pemikir elit, satu unit telah dikenal berada di puncak piramida: Talpiot.
Misi Talpiot bukanlah mempelajari cara bertarung.
Itu adalah belajar bagaimana berpikir.
Para rekrutannya, yang sekarang disebut oleh banyak orang di Kementerian Pertahanan sebagai prioritas utama IDF (bahkan lebih dari sekadar mencari dan melatih pilot pesawat tempur), harus setuju untuk tetap menjadi tentara setidaknya selama sepuluh tahun.
Ini jauh di atas norma tiga tahun untuk pria dan dua tahun untuk wanita, dan ada alasan bagus untuk itu.
Pertarungan tentu saja merupakan komponen utama dari program Talpiot.
Banyak lulusan melanjutkan untuk memimpin pasukan elit di lapangan, memimpin kapal angkatan laut, dan bahkan menerbangkan F16 dalam pertempuran.
Tapi misi nomor satu bisa digambarkan sebagai intelektual.
Talpiot diciptakan oleh dua profesor yang merasa ngeri dengan kemunduran Israel pada hari-hari pembukaan Perang Yom Kippur 1973.
Kedua profesor, Shaul Yatziv dan Felix Dothan, memulai kampanye untuk meyakinkan IDF bahwa mereka perlu menemukan cara yang lebih baik untuk memasok dirinya sendiri dengan penelitian, pengembangan, dan pembuatan senjata baru.
Bapak pendiri negara itu David Ben-Gurion selalu mengatakan bahwa kemampuan militer Israel harus jauh di depan kualitas musuhnya, karena tidak akan pernah bisa menandingi mereka secara kuantitas.
Dothan dan Yatziv mulai menerapkan rumus itu pada pengembangan senjata.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari