Find Us On Social Media :

Temui Kejeniusan George Soros Milyader Yahudi yang Konon Mampu Picu Krisis Keuangan Dunia Setelah Tercatat Pernah Runtuhkan Ekonomi Indonesia dan Kacaukan Ekonomi Asia

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 7 Desember 2020 | 13:24 WIB

Foto George Soros

Intisari-online.com - George Soros mungkin namanya saat ini sangat tenar di dunia investor dan jual beli mata uang dunia.

Namun, siapa sangka dulu pria ini telah melewati kehidupan tragis dan selamat dari pembantaian oleh Nazi dari negara asalnya Hongaria.

Soros remaja digambaran adalah seorang pria tanpa uang di Inggris, dia bekerja sebagi porter kereta api, pelayan dan penerima selebaran.

Soros memiliki nama asli Gyorgy Schwartz, kisahnya ditulis oleh Michael T Kaufman dalam buku berjudul Soros: The Life and Times of a Messillionic Billionaire.

Baca Juga: Mengenang Kekejian ISIS, Gunakan Jasad Anak-anak Sebagai Jebakan Granat, Nyaris Tewaskan Pasukan Khusus Inggris SAS

Namanya diubah menjadi Soros kerena ketakutan pasca Perang Dunia II meletus, dan sedang maraknya anti-Semitisme.

Soros sendiri memiliki makna yang artinya adalah seseorang yang ditakdirkan untuk pergi jauh.

Kemudian, Soros pergi ke Inggris dan Amerika, untuk bersembunyi dari Nazi.

Tak banyak dijelaskan bagaimana kehidupan Soros semasa remaja hingga mendapatkan uang, namun nasibnya berubah ketika dia memiliki gelar Ph.D dalam Filsafat dari London School of Economic.

Baca Juga: Jadi Satu-satunya Alasan Negara Lain Tak Berani Usik Korea Utara, Kim Jong Un Malah Disebut Tak Akan Gunakan Nuklir, Alasannya?

Awalnya dia berencana menjadi seorang filsuf, namun takdirnya berubah dan kini ia menjadi seorang ekonom yang jenius.

Kisahnya paling fenomenal adalah, pada 16 September 1992, Soros bertaruh uang 10 miliar dollar AS terhadap nilai tukar poundsterling Inggris.

Dia membeli mata uang pound kemudian menjualnya, lalu membelinya dengan nilai yang murah.

Baca Juga: Pergoki Suaminya Lakukan Ini di Kursi dengan Karyawannya di Salon, Istri Sah Ngamuk Ambil Gunting dan Cukur Rambut si Wanita

Peristiwa itu dikenal sebagai Black Wednesday, dari transaksi itu Soros menghasilkan 1 miliar dollar AS sekaligus dicap sebagai, "orang yang menghancurkan Bank of England." 

Sementara itu, apa yang dilakukan Soros ternyata juga pernah terjadi di Indonesia.

Soros pernah meruntuhkan ekonomi Indonesia dan membuatnya diambang kebangkrutan.

Pada era orde baru sebelum krisis moneter tahun 1998, Soros pernah menggiring rupiah jatuh hingga Rp16 ribu untuk 1 Dollar AS.

Baca Juga: Kisah Dan Halutz, Jenderal yang Membuat Malu Militer Israel hingga Diminta Mundur dari Jabatannya Usai Kalah dalam Pertempuran Melawan Hizbullah

Pada masa itu, ekonomi Indonesia didominasi oleh raksasa swasta asing yang sebagian besar memiliki utang dalam nilai Dollar, untuk modal bisnisnya.

Hal itulah yang justru menjadi pemicu bangkrutnya Indonesia.

Rasio utang raksasa swasta Indonesia mencapai 70% Naiknya nilai tukar Dollar atas rupiah semula Rp2.000 menjadi Rp16.000, menciptakan kebangkrutan massal di Indonesia.

Baca Juga: Sejak Kecil Hidup dengan 'Kaki Bola Basket'., Kini Gadis Ini Telah Menjelma Menjadi Sosok yang Mengagumkan, Jangan Kaget Melihat Penampilannya yang Sekarang

Dengan kata lain, ketika jumlah utang perusahaan itu 1 miliar dollar as, akan diakumulasikan dari 1 Dollar Rp2.000 menjadi Rp16.000, nilainya akan membengkak 8 kali lebih besar.

Trik Soros untuk menggoyang rupiah adalah pertama dia menjatuhkan nilai tukar Baht Thailand tahun 1997, dengan demikian dia bisa memicu efek domino ke negara di Asia.

Dia melakukan trik yang sama dengan mata uang Baht, melakukan taruhan singkat besar-besaran, sehingga memicu krisi keuangan Asia tahun 1998-1997.

Baca Juga: Takut Ketinggalan Kelas Online Karena Tak Mampu Beli Kuota Internet, Siswi Ini Pilih Bunuh Diri, Ucapan Terakhirnya 'Saya Pergi'

Soros juga sudah memprediksi nilai rupiah akan turun hingga ke Rp20.000.

Kemudian dia membentuk spekulan pasar valas, membuat pasar modal menukarkan rupiah ke dollar sehingga menguatkan nilai tukar dollar terhadap rupiah, sehingga membuatnya jatuh ke angka Rp16.000.

Perdana Menteri Malaysia saat itu, Mahatir Muhammad menyebut perusahaan milik George Soros Hedge Fund adalah biang kerok dari krisis di Asia.

Pada saat itu Hedge Fund melakukan operasi besar-besaran di Asia, dengan melakukan pengelolaan investasi dengan biaya imbalan jasa atas investasi yang dikelolanya.

Baca Juga: 75 Tahun Lalu Pesawat Pembawa Bom Amerika Ini Hilang di Segitiga Bermuda, Sempat Dikira Hilang Karena Kekuatan Setan, Akhirnya Terungkap Misteri Sebenarnya!

(Afif Khoirul M)