Find Us On Social Media :

Sering Berlagak Jadi Polisi Dunia Soal Kejahatan Perang, Faktanya Amerika Malah Manjakan Para Penjahat Perangnya Sendiri

By Mentari DP, Kamis, 3 Desember 2020 | 13:40 WIB

Militer Amerika Serikat (AS).

Intisari-Online.com - Pada September 2020, Amerika Serikat (AS) pernah menolak tegas bahwa mereka melakukan kejahatan perang di Afghanistan.

Padahal AS memang menginvasi Afghanistan pada September 2001 dan kita mengenalnya sebagai Perang AS di Afghanistan.

Invansi itu bahkan diperintahkan oleh Presiden AS, George W. Bush.

Nah, pada November 2020 ini justru AS ingin Azerbaijan kena sanksi atas kejahatan perangnya kepada Armenia.

Baca Juga: Sungguh Munafiknya AS, Siap Sanksi Azerbaijan dengan Tuduhan Kejahatan Perang, Sendirinya Malah Seperti Anak Kecil saat Disebut Lakukan Kejahatan Perang di Afghanistan

Apa yang dilakukan AS tentu mendapatkan kritikan tajam.

Ditambah ada laporan bahwa Presiden AS Donald Trump sedang bersiap untuk mengampuni sejumlah penjahat perang AS, baik terdakwa maupun terpidana, telah memicu kemarahan yang sah.

Dilansir dari foreignpolicy.com pada Kamis (3/12/2020), ini bukan kasus yang baru.

Sebelumnya tujuh mantan anggota peleton menuduh salah satu anggota Navy SEAL Edward Gallagher secara rutin menargetkan wanita dan anak-anak sebagai penembak jitu di Irak, serta membunuh seorang remaja tawanan dengan darah dingin.

Nicholas Slatten adalah seorang tentara bayaran yang, sejauh ini, satu-satunya orang yang dihukum karena pembantaian 14 warga sipil Irak pada tahun 2007.

Baca Juga: Rencana Rahasia China Untuk Kuasai Perbatasan Terbongkar, Niat Hanyutkan Wilayah Ini dan Buat Militer India Ketar-ketir, Tapi Siap Hancurkan Ambisi Gila Ini