Perjalanan selama total 5 hari tersebut rencananya akan dilanjutkan Warmbier untuk kunjungi Beijing, China, setelah keluar dari Korea Utara.
Namun saat ia berada di bandara internasional Pyongyang, ia dihentikan oleh pihak keamanan.
Pemerintah Korea Utara menuduh Warmbier telah menyelinap ke lantai terlarang di hotel Yanggakdo dan mencuri poster propaganda.
Rencananya buyar, dan ia harus menghadapi pengadilan Korea Utara yang mengerikan.
Lantai terlarang tersebut adalah area 'khusus staff' di hotel tersebut.
Baca Juga: 9 Negara Paling Korup di Dunia, Salah Satunya Korea Utara, Apakah Termasuk Indonesia?
Poster tersebut bertuliskan dalam bahasa Korea "Mari persenjatai kita semua dengan patriotisme kepada Kim Jong-Il!"
Di Korea Utara, merusak atau mencuri benda-benda dengan nama atau gambar pemimpin Korea Utara dianggap sebagai kejahatan besar oleh pemerintah Korea Utara.
Ia ditangkap pada 2 Januari 2016, salah seorang teman turnya Danny Gratton dari Inggris menyaksikan penangkapan tersebut.
Gratton mengatakan: "tidak ada kata-kata yang diucapkan. Dua penjaga tiba-tiba datang dan menepuk bahu Otto dan membawanya. Aku berkata dengan cukup nervous, 'Yah, kurasa ini terakhir kali kami melihatmu'. Ada ironi sangat besar di kalimat itu. Itu memang kali terakhir aku melihat Otto. Otto tidak melawan, ia tidak terlihat takut. Ia hanya setengah tersenyum."
Saat pesawat grup tur akan tinggalkan terminal, pihak berwenang masuk dan umumkan jika Warmbier sangat sakit dan telah dibawa ke rumah sakit.