Find Us On Social Media :

Dicap Kelompok Teroris Paling Berbahaya di Dunia, ISIS Mulai Siapkan Anak-anak Sebagai Generasi Penerus, 'Mereka Ditawan, Ditindas, Lalu Diselematkan'

By Mentari DP, Jumat, 27 November 2020 | 15:30 WIB

Kelompok Militan ISIS berulah kembali.

Intisari-Online.com - Siapa yang tidak mengenal ISIS?

ISIS atau Negara Islam Irak dan Syam merupakan kelompok militan ekstremis.

Kelompok ini dipimpin oleh dan didominasi oleh anggota Arab Sunni dari Irak dan Suriah.

ISIS sering menjadi bertanggungjawab atas sejumlah aksi terorisme di seluruh dunia.

Baca Juga: Maruknya Bukan Main, Tak Hanya Bangun Puluhan Pangkalan Militer di Laut China Selatan, China Juga Dikhawatirkan Bangun Fasilitas Militer di Wilayah Kaya Raya Ini, Para Ahli Beberkan Buktinya

Nah, dilaporkan ISIS sedang mengenereasi anggota kelompoknya.

Dilansir dari express.co.uk pada Jumat (27/11/2020), badan amal yang berbasis di London, Rights and Security International (RSI), telah menerbitkan temuan tentang senyawa "barbar" al-Hawl dan al-Roj di Suriah.

RSI menemukan bahwa puluhan wanita dan anak-anak Inggris ditahan oleh pasukan Kurdi di kamp-kamp tersebut.

Dan menjuluki mereka "Guantanamo Eropa" karena kondisi dan perlakuan terhadap para tahanan.

Baca Juga: Jadi Militer Terkuat di Asia Tenggara, Hanya Indonesia yang Berani Ganti Nama Laut China Selatan Jadi Laut Natuna Utara, China Langsung Mencak-mencak Tak Terima Tapi Tanah Air Tak Peduli

Sekitar 25 dari mereka yang ditahan di al-Hawl telah meninggal setiap bulan, dengan sebanyak 35 anak-anak Inggris dan 15 wanita ditahan hingga laporan dirilis.

RSI khawatir kamp Suriah telah menjadi tempat 'berkembang biak' bagi generasi penerus teroris ISIS.

Menurut laporan itu, lebih dari 8.000 anak ditahan di dua kamp tersebut.

Mayoritas anak-anak yang ditahan di kompleks tersebut berusia di bawah lima tahun, dengan lebih dari 13.500 wanita dan anak-anak secara total dilaporkan di lokasi tersebut sejak Maret lalu.

RSI menjuluki al-Hawl dan al-Roj sebagai "inkubator sempurna" bagi para jihadis muda, dengan ISIS menjadikan mereka fokus dalam upaya perekrutan.

Caged Pearls, kelompok perekrutan yang diduga berafiliasi dengan ISIS, menyebut al-Hawl sebagai "tempat lahir Kekhalifahan baru"

Posting media sosial lain dari halaman-halaman afiliasi mengatakan anak-anak di kompleks itu adalah "mujahidin mini" di masa depan.

Laporan RSI juga menyerang Pemerintah Inggris karena sikapnya terhadap warga negara Inggris yang ditahan di kamp.

Ia menuduh pejabat intelijen Inggris memasuki kamp secara teratur untuk mengidentifikasi individu, hanya untuk kemudian mencabut kewarganegaraan Inggris mereka.

Molly Ellenberg, dari International Center for the Study of Violent Extremism yang berbasis di AS, mengecam penggambaran ISIS di kompleks tersebut.

Baca Juga: Jadi Militer Terkuat di Asia Tenggara, Hanya Indonesia yang Berani Ganti Nama Laut China Selatan Jadi Laut Natuna Utara, China Langsung Mencak-mencak Tak Terima Tapi Tanah Air Tak Peduli

“ISIS menggambarkan kamp-kamp di Suriah yang ditahan oleh penindas yang menyandera wanita dan anak-anak," ungkap Molly Ellenberg.

“Itu adalah apa yang mereka gunakan sebagai propaganda sepanjang waktu mereka: orang-orang percaya ditawan, ditindas dan membutuhkan untuk diselamatkan."

"Pos-pos tersebut mendapatkan banyak daya tarik karena mereka memanggil orang-orang untuk mendukung tujuan yang tampaknya lebih mulia daripada ISIS itu sendiri.”

Yasmine Ahmed, direktur eksekutif RSI, juga menyatakan bahwa temuan laporan itu adalah dakwaan yang memberatkan Inggris.

“Ini adalah Guantánamo Eropa, tetapi untuk anak-anak," ungkap Yasmine Ahmed.

"Di mana di sana terjadi pelanggaran dengan membiarkan anak-anak, termasuk bayi Inggris yang baru lahir, meninggal."

"Sekarang, para wanita dan anak-anak ini menghadapi musim dingin yang brutal dengan lebih banyak kematian."

Baca Juga: Sesumbar Kalahkan China, Armenia Malah Sebut Produk Militer India 'Cacat' dan Buat Mereka Kalah Perang dari Azerbaijan, Langsung Tuntut Ganti Rugi Hampir Setengah Triliun ke India