Find Us On Social Media :

Setelah Jadi Sasaran Amukan Massa dan Target Pembunuhan, PM Armenia Mengaku Bertanggung Jawab Atas Kekalahan dari Azerbaijan di Nagorno-Karabakh

By Maymunah Nasution, Minggu, 22 November 2020 | 09:19 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan

Hal itu bertentangan dengan impian politik dalam negeri Armenia.

Akibatnya, hubungan antara Pashinyan dan Putin menjadi kurang hangat.

Moskow sendiri kurang suka dengan jenis reformasi yang terbentuk membangun pemerintahan Pashinyan.

Bagi Moskow, kudeta adalah tindakan pengkhianatan kepada negara.

Baca Juga: Hingga Sebabkan Ratusan sampai Sejuta Nyawa Melayang, Ini Kudeta Militer Paling Kejam dalam Sejarah

Itu sebabnya Pashinyan tidak mendapatkan rasa hormat yang cukup dari Putin.

Meski begitu, warga tidak bisa berbuat banyak.

Menuntut Putin untuk tidak ikut campur dalam konflik Armenia sama saja bunuh diri.

Tidak hanya bisa berbalik memusuhi Armenia, Rusia bisa saja langsung membantu Azerbaijan untuk mengalahkan Armenia.

Baca Juga: Campur Tangannya Malah Dianggap Tidak Menguntungkan Armenia Sama Sekali, Presiden Rusia Vladimir Putin Menampik Tuduhan 'Tidak Menyukai' Perdana Menteri Armenia, 'Kami Baik-baik Saja'