Find Us On Social Media :

Hampir Jadikan Timor Leste Sebagai Medan Peperangan, Inilah Saat-Saat Menegangkan Ketika Indonesia dan Australia Nyaris Berperang, Beruntung Tak Pernah Terjadi

By Afif Khoirul M, Minggu, 22 November 2020 | 10:35 WIB

Anggota Interfet di Dili, Timor Timur.

Ada kemungkinan bahwa kelompok-kelompok milisi akan terus mendahului orang Timor, yang mengarah ke pertempuran dengan pasukan INTERFET.

Karena ketidaksengajaan atau kesalahan penilaian, militer Indonesia (TNI) dan pasukan INTERFET mungkin bentrok.

Panglima Darurat Militer Indonesia, Letnan Jenderal Kiki Syahnakri, mengejutkan orang-orang yang paling kritis terhadap militer Indonesia dengan membantu menghindari apa saja yang bisa menjadi bentrokan.

Dia memahami taruhan tinggi dan konsekuensi jangka panjang yang berpotensi menghancurkan dari bentrokan bersenjata yang mengarah ke konflik yang lebih luas antara Australia dan Indonesia.

Selain itu, pengerahan pasukan tempur dalam jumlah besar yang cepat dan kuat, awalnya dari Australia, Selandia Baru, dan Inggris, merupakan penghalang yang tegas bagi berlanjutnya kehadiran kelompok milisi.

Setelah itu, INTERFET dapat melakukan semacam 'pendudukan jinak' di Timor Leste untuk memulihkan kepercayaan dan, yang terpenting, memungkinkan pengembalian dan penyebaran layanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi non-pemerintah.

Kepala Angkatan Pertahanan Australia, Laksamana Chris Barrie, berperan penting dalam menyusun koalisi multi-nasional.

Dia mengirim Air Marshall Doug Riding dalam tur keliling wilayah itu untuk mengumpulkan dukungan untuk INTERFET.

Baca Juga: Disingkirkan Gara-gara Kakinya Pincang Satu, Jenderal Kopassus Ini Langsung Mencak-mencak Membelanya, Bocorkan Kehebatannya Saat Jalankan Misi Sampai Rela Kakinya Putus Demi NKRI