Penulis
Intisari-Online.com -Saat ini mungkin China dibenci oleh banyak negara akibat aksinya yang semena-mena suka klaim sana sini, dan dituduh sebagai biang keladi virus corona.
Negara seperti Amerika, Inggris, Australia, Jepang hingga India, sepakat melakukan aksi militer untuk menekan China.
Seperti yang dilakukan Inggris, dan Amerika di Laut China Selatan dan India di perbatasan Galwan.
Selain itu juga China dianggap sebagai biang keroknya virus corona, karena dianggap tidak terbuka dalam penanganan Covid-19, juga menyembunyikan banyak fakta di dalamnya.
Dengan kata lain praktis saat ini banyak negara di dunia sedang membenci China.
Meski banyak anggapan miring soal China karena dipandang sebagai negara paling ugal-ugalan di dunia, nyatanya China justru menjadi salah satu negara yang sangat baik bagi Palestina.
Seperti kita ketahui, Palestina adalah negara yang ditindas oleh Israel selama bertahun-tahun akibat sengketa wilayah dan perampasan hak asasi manusia.
Banyak negara barat justru memberikan dukungan pada Israel, namun sedikit negara kuat yang memberikan dukungan pada Palestina, terkecuali China.
Menurut sebuah catatan lama yang dikutip dari Haaretz, pada awal tahun 1980-an saat Israel menyerang Palestina, ada sebuah dokumen yang berhasil dirampas.
Salah satu dokumen itu terselip sebuah tulisan berisi tata cara merakit bom dalam bahasa Mandarin.
Dokumen itu diperkirakan tiba di Lebanon melalui pengiriman kapal yang disampaikan persenjataan dari China pada Pasukan Pembebasan Palestina (PLO) tahun 1960-an.
Hal itu merupakan bagian dari salah satu upaya Tiongkok untuk mendukung Palestian memerangi Israel.
Saat itu tahun 1960-an rezim Komunis China, memiliki hubungan dengan Palestina yang berjuang melawan imperialisme.
Bukan tanpa sebab, bagi China membela Palestina melawan Israel sama halnya dengan melawan Barat.
Tahun 1970-an, China memasok senjata ke Palestina, menurut agen mata-mata Israel, senjata yang diberikan China pada Palestina cukup signifikan.
Mulai dari geranat, mesiu, senapan, peledak, hingga ranjau, China mengirimkan senjata bekas Uni Soviet pada Palestina untuk melawan Israel.
China juga menyediakan pelatihan militer untuk pejuang Palestina, bertanggal 26 Maret tanpa menunjukkan tahun.
China menjadi negara pertama non Arab yang terang terangan mendukung Paletina pada tahun 1977.
Tanpa bantuan China, PLO tidak pernah menjadi organisasi yang kuat sampai saat ini.
China kemudian memberikan dukungan di Beijing pada 15 Mei 1965, merayakan Hari Solidaritas Palestina untuk pertama kalinya hingga tahun 1971.
Bagi pemimpin China saat itu, Mao Zedong, menyebut perlawanan Palestina sama dengan melawan imperialisme.
"Imperialisme takut dengan China dan Arab, Israel dan Taiwan adalah basis imeprialisme di Asia, kami China akan berada di garda belakang dan kalian (Palestina) berada di garda terdepan," katanya.
Tahun 2000-an pembuat kebijakan luar negeri China beroperasi dengan asumsi bahwa negara mereka bisa pro-Palestina dan pro-Israel.
Namun, China tetap menyerukan Israel untuk mentaati hukum internasional, dan mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia pada Palestina.
Tahun 2006 China menolak tudingan AS menyebut Hamas sebagi organisasi teroris, mereka membela rakyat Paletina untuk menentukan nasibnya sendiri.
Meski demikian, hubungan China dan Palestina kini justru dianggap tidak konsisten.
Afif Khoirul M