Find Us On Social Media :

Bukan Azerbaijan Apalagi Armenia, Sejatinya Inilah 2 Pemenang dan 2 Pecundang yang Muncul Setelah Konflik Nagorno-Karabakh Resmi Berakhir

By Maymunah Nasution, Minggu, 15 November 2020 | 19:09 WIB

Rumah-rumah dibakar oleh penduduk Armenia yang terusir karena gencatan senjata

Yang paling penting dari keuntungan ini adalah bahwa gerbang Turki ke Republik Turki dibuka dengan jalan penghubung antara Nakhchivan dan Azerbaijan.

Ini adalah titik balik yang luar biasa penting karena Turki akan mendapatkan keuntungan dari keuntungan politik dan ekonomi tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka panjang.

Saat ini dipastikan pasukan Turki dan Rusia akan bersama-sama bertugas di pusat kendali dan pengawasan bersama, yang posisinya akan ditentukan oleh Azerbaijan.

Namun, selain perjanjian yang ditandatangani oleh menteri pertahanan Turki dan Rusia, modalitas tentang fungsi pasukan penjaga perdamaian gabungan akan diputuskan setelah negosiasi antara delegasi Rusia dan Turki.

Baca Juga: Risih Dengan Kebangkitan China Lewat Belt And Road Initiative, Eropa Buka Kontes Geopolitik Dengan 'Inisiatif Tiga Laut', Sebuah Jawaban Atas Aksi China?

Para pecundang lainnya dalam proses tersebut tidak diragukan lagi adalah Prancis dan AS, yaitu wakil ketua Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama (OSCE) Minsk Group lainnya, selain Rusia, yang seharusnya mengambil bagian dalam penyelesaian Nagorno- Masalah Karabakh.

Prancis tanpa syarat telah menyatakan dirinya sebagai pelindung Armenia berkat politik ceroboh Presiden Emmanuel Macron.

Padahal, ia gagal bertindak sebagai pelindung dan tampak lemah serta menjadikan dirinya tidak relevan dengan cara yang tidak akan dilupakan oleh generasi masa depan Azerbaijan.

Meskipun AS menengahi perjanjian gencatan senjata, itu tidak berlangsung bahkan satu jam ketika Armenia menyerang segera setelahnya.

Baca Juga: Sumber Perhitungan Suaranya Sama, Ivanka Trump Terapkan Standar Ganda Atas Hasil Perhitungan Suara Media Ini, Warganet: Munafik