India juga semula merupakan anggota perundingan RCEP, tapi menarik diri karena sengketa dengan China atas Lembah Galwan.
Hal ini menjadikan China sebagai sosok negara yang berpengaruh kuat, karena China menjadi negara dengan ekonomi terbesar dalam sistem Asia Timur yang bergabung dengan kemitraan ini.
China akan sangat diuntungkan dengan kemitraan ini, dengan perang dagang terhadap AS menciptakan pendapatan dunia menurun mencapai 301 miliar Dolar pertahunnya, dan perdagangan dunia turun hampir 1 triliun Dolar pertahunnya sampai 2030 mendatang.
Penurunan ini sepertiganya akan berdampak langsung pada transaksi di seluruh Pasifik.
RCEP dan kemitraan sebelumnya, CPTPP dapat menambah 121 miliar Dolar dan 2019 miliar Dolar kepada pendapatan dunia jika terlaksana dengan baik.
Pendapatan ini kemudian ciptakan penambahan produksi dan perdagangan di Asia Timur, sehingga menjadikan Asia Timur sebagai wilayah yang terdampak dan pulih dari Perang Dagang.
Perjanjian ini akan mengurangi biaya melaksanakan bisnis di Asia Timur, memperkuat aliansi teknologi, manufaktur, pertanian dan sumber daya lainnya, dan memperkuat persekutuan China, Jepang dan Korea Selatan, yang telah menjadi mitra dagang terbesar satu sama lain.
Hubungan ini kemudian diperkuat China lewat proyek Belt and Road Initiative mereka, dengan menawarkan 1,4 triliun Dolar sebagai investasi bidang transportasi, energi dan infrastruktur komunikasi ke ekonomi tetangga.