Find Us On Social Media :

Resmi, Negara Asia-Pasifik Siap Tandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Terbesar di Dunia Dengan China, Nyatanya China Jadi Negara yang Mendapat Keuntungan Terbesar, Bagaimana Dengan Indonesia?

By Maymunah Nasution, Minggu, 15 November 2020 | 11:02 WIB

Kerjasama antara Vietnam dan Jepang kini resmi terjalin.

India juga semula merupakan anggota perundingan RCEP, tapi menarik diri karena sengketa dengan China atas Lembah Galwan.

Hal ini menjadikan China sebagai sosok negara yang berpengaruh kuat, karena China menjadi negara dengan ekonomi terbesar dalam sistem Asia Timur yang bergabung dengan kemitraan ini.

China akan sangat diuntungkan dengan kemitraan ini, dengan perang dagang terhadap AS menciptakan pendapatan dunia menurun mencapai 301 miliar Dolar pertahunnya, dan perdagangan dunia turun hampir 1 triliun Dolar pertahunnya sampai 2030 mendatang.

Penurunan ini sepertiganya akan berdampak langsung pada transaksi di seluruh Pasifik.

Baca Juga: Berbulan-bulan Saling Ancam dan Serang, Mendadak Tentara India dan China Tinggalkan Area Perbatasan, Tarik Seluruh Tank dan Pasukan, Ternyata Penyebabnya Karena Hal Ini

RCEP dan kemitraan sebelumnya, CPTPP dapat menambah 121 miliar Dolar dan 2019 miliar Dolar kepada pendapatan dunia jika terlaksana dengan baik.

Pendapatan ini kemudian ciptakan penambahan produksi dan perdagangan di Asia Timur, sehingga menjadikan Asia Timur sebagai wilayah yang terdampak dan pulih dari Perang Dagang.

Perjanjian ini akan mengurangi biaya melaksanakan bisnis di Asia Timur, memperkuat aliansi teknologi, manufaktur, pertanian dan sumber daya lainnya, dan memperkuat persekutuan China, Jepang dan Korea Selatan, yang telah menjadi mitra dagang terbesar satu sama lain.

Hubungan ini kemudian diperkuat China lewat proyek Belt and Road Initiative mereka, dengan menawarkan 1,4 triliun Dolar sebagai investasi bidang transportasi, energi dan infrastruktur komunikasi ke ekonomi tetangga.

Baca Juga: Risih Dengan Kebangkitan China Lewat Belt And Road Initiative, Eropa Buka Kontes Geopolitik Dengan 'Inisiatif Tiga Laut', Sebuah Jawaban Atas Aksi China?