Find Us On Social Media :

Pernah Dapat Ancaman Pemenggalan dari Anak Buah Trump, Kini Anthony Fauci Siap Kerja Sama dengan Joe Biden, 'Kami Akan Kalahkan Virus Corona'

By Mentari DP, Rabu, 11 November 2020 | 16:55 WIB

Joe Biden.

Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan kasus virus corona (Covid-19) terbanyak di dunia.

Berdasarkan data dari Worldometers.info pada Rabu (11/11/2020), ada 10.568.714 kasus positif di AS.

Selain itu, AS juga menjadi negara dengan kasus kematian Covid-19 terbanyak di dunia dengan 245.943 kasus.

Melihat data itu, ahli kesehatan terkemuka AS, Anthony Fauci menegaskan bahwa dirinya siap bekerja sama dengan presiden terpilih AS, Joe Biden.

Baca Juga: Baru Saja Menangkan Pilpres AS, Joe Biden Langsung Dapat Telepon dari Presiden Iran, Masalah Nuklir Ini Jadi Hal Mendesak, 'Ini Bak Hidup dan Mati Kami'

Tujuannya untuk melanjutkan perang melawan virus corona.

Dilansir dari The Independent pada Selasa (10/11/2020), Fauci tidak memiliki rencana untuk pensiun dan berniat menjadikan Joe Biden sebagai presiden ketujuh yang pernah bekerja dengannya.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular berusia 79 tahun ini sempat mendapat ancaman pembunuhan terhadap dirinya sendiri, istri dan anak-anaknya. 

Dapat ancaman pemenggalan

Ancaman tersebut salah satunya datang dari mantan anak buah Presiden AS Donald Trump, Steve Bannon yang mengatakan bahwa dirinya akan memenggal kepala Fauci.

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Suaminya Kalah Dalam Pemilu, Mantan Staf Gedung Putih Sebut Rencana Melania Trump Selanjutnya, 'Dia Mungkin Akan Bercerai'

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia membutuhkan detail keamanan.

Namun, Fauci mengatakan bahwa dirinya tidak berniat untuk menggantungkan jas labnya.

Dalam wawancaranya dengan CNN, Senin, 9 November 2020, Fauci sempat ditanya apakah dia akan tetap bekerja dengan Presiden AS yang anyar, Joe Biden atau tidak.

"Tentu saja itulah yang ingin saya lakukan, dan saya yakin saya akan melakukan itu," jawab Fauci. 

"Saya tidak punya niat untuk pergi. Ini adalah pekerjaan penting."

"Saya telah melakukannya sekarang untuk waktu yang sangat lama. Saya telah melakukannya di bawah enam presiden."

"Ini pekerjaan penting, dan tujuan saya adalah melayani publik Amerika, apa pun pemerintahannya," kata Fauci.

Fauci, yang mengenal Biden sejak menjadi wakil presiden dan empat dekade di Senat, tidak mengatakan apakah dia telah berkomunikasi dengan presiden terpilih berusia 77 tahun itu.

"Saya lebih suka tidak membicarakan semua itu."

"Karena saat ini saya ingin fokus pada apa yang saya lakukan sekarang sehubungan dengan mendapatkan vaksin dan membuat negara ini sehat, dalam arti menuju normalitas," katanya.

Fauci mengatakan, satuan tugas virus corona yang sebelumnya disebutkan Biden, penuh dengan orang-orang yang memenuhi syarat.

Baca Juga: Sikap China Makin Meresahkan di Laut China Selatan, NATO dan Pentagon Luncurkan Teknologi Baru yang Bisa Pantau Seluruh Lautan, 'China Dijamin Langsung Ngamuk'

Satuan tugas Biden akan memiliki tiga ketua, yakni Vivek Murthy, ahli bedah jenderal selama pemerintahan Obama; David Kessler, komisaris Food and Drug Administration di bawah Presiden George HW Bush dan Bill Clinton; dan Marcella Nunez-Smith, dekan untuk penelitian ekuitas kesehatan di Yale School of Medicine.

Murthy dan Kessler telah memberi pengarahan kepada Biden selama berbulan-bulan tentang pandemi.

"Mereka semua adalah individu yang mapan."

"Jelas sekali Anda tidak bisa berada dalam bisnis yang saya geluti tanpa mengenal mereka."

"Mereka adalah rekan-rekan saya, mereka adalah orang-orang yang telah saya tangani selama bertahun-tahun."

"Mereka berkualitas, tentu saja," kata Fauci.

Fauci memperingatkan bahwa AS kini berada dalam "situasi serius" dengan kasus melebihi 100.000 per hari, tetapi juga mengatakan negara "dapat membalikkannya."

(Dandy Bayu Bramasta)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Kesehatan AS Anthony Fauci Siap Kerja Sama dengan Joe Biden untuk Lawan Corona")

Baca Juga: Mengaku Setia pada ISIS, Kelompok Jihadis Culik Puluhan Warga, Penggal Kepala Lebih dari 50 Orang, Lalu Memotong Tubuh Jadi Beberapa Bagian