Di Tengah Kekacauan Pemilu AS, Pemerintah Berhasil Sita Uang Elektronik Dengan Angka Terbesar Dalam Sejarah, Pasar Gelap Tempat Obat Terlarang dan Barang Ilegal Ini Sumbernya

May N

Penulis

Pemerintah AS sita uang elektronik bitcoin setelah geledah pasar gelap yang menjual obat-obatan ilegal bahkan barang-barang mengerikan ini

Intisari-online.com -Pemerintah Amerika Serikat menyita bitcoin senilai US$ 1 miliar dari Silk Road, pasar kejahatan atau kriminal daring.

Angka ini setara Rp 14 triliun dengan kurs Rp 14.350 per US$.

Departemen Kehakiman AS menyatakan, penyitaan uang digital atau kripto (cryptocurrency) terbesar dalam sejarah!

"Silk Road adalah pasar kriminal online paling terkenal di masanya," ujar Pengacara AS David Anderson dari Distrik Utara California, seperti dilansir dari BBC, kemarin (6/11).

Baca Juga: Aksinya Sampai Guncang Ekonomi AS, Remaja 17 Tahun Ini Diburu FBI dan Secret Service Sekaligus dan Kini Harus Hadapi 30 Dakwaan, Ini Kejahatannya

Silk Road adalah kawasan yang menjadi pasar jual beli obat-obatan serta barang ilegal.

Transaksi umumnya dilakukan secara anonim secara daring dengan mata yang bitcoin.

Tahun 2013, pasar jual beli ilegal itu lantas ditutup oleh otoritas federal AS.

Adapun sang pendiri: Ross Ulbricht telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahu 2015.

Baca Juga: Banyak yang Mengira Rakyatnya Gaptek Dan Tak Punya Internet, Korea Utara Diam-diam Sering Garong Duit di Internet, Penghasilannya Rp 29 Triliun

Ross Ulbricht menjalani dua hukuman penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah melakukan pencucian uang, peretasan komputer, dan konspirasi untuk memperdagangkan narkotika.

Kasus itu pula yang membuat bitcoin menjadi salah satu portfolio sarana investasi utama dalam beberapa tahun terakhir.

Harganya pun mendaki alias naik di atas US$ 15 ribu, menjadi tertinggi sejak 2018.

Transaksi dengan menggunakan mata uang kripto atau Cryptocurrency menjadi meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Google Digugat Pemerintah AS, Dianggap Tidak Adil dan Berperilaku Ilegal Demi Iklan

Merujuk kronologis, penyitaan bitcoin itu berasal tadi laporan Analisis blockchain yang berbasis di London: Elliptic.

Elliptic menyatakan ada 69.369 bitcoin senilai sekitar US$ 1 miliar telah dipindahkan dari dompet bitcoin.

Dan, ini saldo terbesar keempat di dunia.

Salah satu pendiri yang juga Kepala Ilmuwan Elliptic Tom Robinson, mengatakan pergerakan bitcoin ada kemungkinan mewakili Ulbricht atau vendor Silk Road yang memindahkan dana tersebut.

Baca Juga: Hati-Hati, Jangan Lagi Buka Video Seperti Ini Yang Anda Terima Dari Facebook Messenger Jika Tidak Ingin Mengalami Uang Anda 'Disedot' Seperti Ini!

Meski begitu Robinson juga ragu ini tidak mungkin bisa terjadi karena Ulbricht tengah berada di penjara.

Agensi AS pun melacak dana terlarang tersebut melalui unit Internal Revenue Service (IRS).

Hasilnya, ada 54 transaksi bitcoin baru yang dilakukan oleh Silk Road, yang tampaknya merupakan hasil dari beberapa aktivitas ilegal.

Dalam laporan itu disebutkan, sejak dulu Silk Road beroperasi dengan ribuan pengedar narkoba dan penjual ilegal lainnya untuk mendistribusikan obat-obatan terlarang, barang dan jasa yang melanggar hukum kepada lebih dari 100.000 pembeli.

Baca Juga: Kisah Onecoin, Pesaing Bitcoin Yang Berumur Pendek, Ternyata Adalah 'Senjata' Bagi Wanita Cantik Ini Untuk Mengelabui Seluruh Dunia

Silk Road memiliki hampir 13.000 daftar untuk obat-obatan terlarang dan lebih banyak yang menawarkan layanan ilegal seperti peretasan komputer dan pembunuhan untuk disewa.

Dengan kinerja ilegal itu penjualan total Silk Road mencapai 9,5 juta bitcoin.

Namun, penyitaan itu bisa bersifat sementara. AS masih perlu membuktikan kasusnya di hadapan hakim sebelum dapat menyita dana bitcoin itu untuk selamanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "AS menyita bitcoin senilai US$ 1 miliar, terbesar dalam sejarah"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait