Penulis
Intisari-online.com -Sebagian dari kita pasti masih awam dengan mata uang kripto Bitcoin.
Bitcoin adalah aset digital, dikembangakan pada tahun 2009 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto.
Aset ini hanya tersedia di dunia digital.
Fiturnya begitu banyak dan menariknya, jumlahnya hanya 21 juta saja di seluruh dunia.
Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Penyelamat dari Krisis, Mata Uang Digital Venezuela Malah Jadi 'Benda Gaib'
Selain itu, Bitcoin diciptakan tiap tahunnya dengan sistem yang terus berkurang setiap 4 tahun sekali, meniru sistem ekonomi deflasi.
Tujuannya untuk mengurangi supply Bitcoin sehingga harganya akan cenderung naik.
Mencapai tahun 2016, nilai Bitcoin sudah mencapai angka yang sangat menguntungkan investor.
Akibatnya, banyak orang merasa 'kecolongan' karena pada saat Bitcoin masih murah mereka tidak tertarik.
Baca Juga: Meme Reuni Ada Apa Dengan Cinta: Mulai dari Bekasi Hingga MLM
Kini, pemilik Bitcoin sudah mendulang kekayaan.
Akhirnya, di tahun 2016, muncullah 'pesaing' Bitcoin yang diberi nama Onecoin.
Garapan seorang wanita asal Bulgaria bernama Ruja Ignatova, Onecoin dengan cepat menjadi populer.
Ruja yang berkeliling seluruh dunia untuk mempromosikan Onecoin, mulai sukses menarik perhatian banyak orang.
Baca Juga: Masih Ingat Kasus Penipuan yang Dilakukan oleh First Travel? Ini Kabar Terbarunya
Banyak orang mulai berharap ikut bermain dengan mata uang kripto, sehingga ide ini kini menjadi mainstream.
Semenjak saat itu di seluruh dunia banyak orang mulai menjadi investor dan menabung ke OneCoin.
Namun lambat laun, terkuak fakta mengerikan jika Onecoin hanyalah alat penipuan berskala global.
Mata uang kripto, layaknya Bitcoin, terkenal dan sukses karena mata uang ini tidak dapat ditiru dan transaksi pengirimannya sangat aman bahkan tidak ada pihak manapun yang dapat mengubah nominal transaksi.
Agar mata uang ini berhasil, diperlukan algoritma matematika yang sangat canggih bernama blockchain yang secara kasar seperti rantai tapi terenkripsi dengan baik dan tidak dapat diubah-ubah dengan mudah.
Menariknya, menurut pengakuan Bjorn Bjercke, seorang ahli blockchain, dia mengetahui jika Onecoin tidak memiliki blockchain.
Artinya, mata uang digital ini bahkan belum ada wujudnya untuk menjadikannya digital dan bisa ditransfer dengan mudah kepada siapa saja.
Nyatanya, masyarakat Inggris sudah menghabiskan hampir 4,6 triliun rupiah dalam enam bulan pertama ke OneCoin, dengan 31 milyar rupiah masuk setiap minggunya dan tingkat investasi masih akan meningkat setelah pidato Ruja di Wembley Arena.
Baca Juga: Dituduh Mencuri Harta Temannya Sendiri, Penemu Bitcoin Dituntut Rp140 Triliun
Lebih dari 62 triliun rupiah telah masuk dari Agustus 2014 sampai Maret 2017 dari berbagai negara: Pakistan sampai Brazil, Hong Kong sampai Norwegia, Kanada hingga Yaman, bahkan juga Palestina.
Lambat laun diketahui, Onecoin hanyalah usaha penipuan berupa koin palsu dan dijual dengan modus operandi MLM model piramida lama.
Jika biasanya MLM menjual produk fisik, kali ini mereka menjual produk digital berupa mata uang yang dijanjikan akan menyaingi Bitcoin.
Kasus Onecoin telah dimulai sejak tahun 2016.
Sampai saat ini, pemiliknya sekaligus dalang di balik semua ini, Ruja Ignatova, masih menghilang membawa uang investasi milik semua orang yang 'berjudi' di dalam Onecoin.
Artikel ini merupakan bagian dari artikel Ruja Ignatova, Kisah Ratu Kripto yang Berhasil Menggondol Rp62 Triliun Setelah 'Menipu Dunia', Lalu Kemudian Menghilang