Penulis
Intisari-online.com -Sudah 30 tahun berlalu, sejak terakhir kali Amerika melakukan uji coba senjata nuklir mereka.
Sementara itu, negeri paman sam tersebut, mendiskusikan apakah mereka akan melakukan uji coba nuklir pertama mereka setelah 30 tahun berlalu.
MenurutDaily Star, pada Mei 2020, kabar santer tersebut telah membuka kekuatan tersembunyi yang disimpan oleh Amerika selama ini.
Mereka diklaim masih menyembunyikan 'Kimat' di ruang rahasia yang diyakini berada di bawah tanah Amerika.
Seorang pejabat senior administrasi mengatakan padaWashington Post, musyawarah tersebut telah berlangsungMei dengan anggota dari badan keamanan nasional terkemuka.
Dalam pertemuan tersebut, China dan Rusia telah melakukan uji coba nuklir bawah tanah dengan hasil rendah, ini membuat Amerika tak bisa tinggal diam.
Amerika diketahui juga telah memiliki ruang bawah tanah di New Mexico bernama Los Almos, yang menyiman senjata mematikan untuk konflik di masa depan seperti Perang Dunia III.
Senjata nuklir yang dijuluki sebagai senjata kiamat ini, tidak bisa sembarangan digunakan karena perjanjian untuk membatasi pegujian nuklir.
Jadi militer AS menguji secara terselubung, rudal di sebuah fasilitas bawah tanah rahasia.
Mereka juga memiliki komputer supercepat yang dibuat memodelkan ukuran dan daya hancur ledakan nuklir dengan akurasi yang mengerikan.
Saat ini Amerika memiliki 3.800 hulu ledak nuklir yang terbesar adalah senjata variabel B83 yang dapat dihubungi hingga 1.200 kiloton.
Senjata nuklir pertama yang diuji bernama Trinity yang menghasilkan 22 kiloton.
Namun, menghentikan pengujian nuklir bukan hanya langkah positif menuju perdamaian dunia, tetai juga mencegah bencana yang lebih dekat.
Sebagai contoh cadangan nuklir di Hanford menghasilkan plutonium untuk membangun Fat Man, senjata yang meluluhlantahkan Nagasaki 1945.
Namun, sekarang tempat itu menjadi wilayah paling tercemari di Amerika.
Kemudian 177 tangki yang terkubur di bawah tanah di gurun Washington ada 56 galon limbah radioaktif yang tersisa dari program nuklir militer AS.
Banyak dari mereka yang pada akhirnya bocor ke tanah.
Lusinan pekerja di Hanford sakit parah akibat racun yang terpapar di kawasan itu.
Menurut NBC, beberapa pakar nuklir mengatakan Hanford adalah Chernobyl bawah tanah.
Ruang bawah tanah di Los Almos pun demikian, saat ini terus menerus melakukan pekerjaan suram untuk meciptakan ketakutan kiamat dalam senjata nuklir.
"Untuk saat ini hasil dari komputer sudah cukup, tapi 20-25 tahun mendatang, siapa yang tahu?" kata Veic Reis, mantan sekretaris energi untuk program pertahanan di Departemen Energi AS.
Suara-suara tertentu menginginkan AS kembali ke pengujian nuklir yang saat ini disimpan rapat-rapat-rapat di ruangan bawah tanah.
Jika AS melaksanakannya, akan meningkatkan persenjataan nuklirnya, namun biaya yang lebih tinggi dan dampak buruk mungkin juga menantinya.