Find Us On Social Media :

Sedang Jadi 'Medan Perang', Tiba-tiba Laut China Selatan Akan Dihantam 'Kekuatan Terkuat di Dunia', Indonesia Juga Bisa Kena Imbasnya, Hati-hati!

By Mentari DP, Rabu, 4 November 2020 | 12:05 WIB

Peta Laut China Selatan.

Intisari-Online.com - Dalam beberapa bulan terakhir, wilayah Laut China Selatan telah menjadi sasaran sengketa dan konflik teritorial.

Akibatnya wilayah ini dipenuhi kapal-kapal militer dan layaknya 'medan perang'.

Namun sepertinya semua orang yang ada di Laut China Selatan harus waspada.

Bukan soal perang. Melainkan karena topan.

Baca Juga: Pengadilan Kena Tipu, Tersangka Penembakan Massal di Wina Pernah Disidang Karena Ingin Bergabung dengan ISIS, Mengaku 'Menghadiri Masjid yang Salah' dan Membuatnya Tersesat

Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (4/11/2020), Laut China Selatan berada di jalur Topan Goni yang telah melanda Filipina dengan cuaca buruk. 

Dan itu berimbas ke negara lain.

Badan Meteorologi dan Geofisika Indonesia (BMKG) memperingatkan warga untuk bersiap menghadapi badai yang datang.

Dr Herizal, Deputi Klimatologi BMKG, mengatakan Indonesia bisa dilanda angin kencang dan badai petir dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: Demi Benamkan Narasi Positif tentang Covid-19 pada Anak-anak, China Rombak Kurikulum Sekolah yang Isinya Bisa Bikin Petugas Kesehatan yang Dibungkam Tersenyum Gentir

Dia memperingatkan bahwa topan telah berkembang menjadi siklon tropis Kategori 5, yang merupakan klasifikasi tertinggi dalam skala tersebut.

"Topan Goni, yang telah berkembang menjadi siklon tropis Kategori 5, adalah seruan untuk berhati-hati karena dapat memicu gelombang tinggi, badai petir, dan angin kencang di beberapa wilayah di Indonesia," kata Dr Herizal .

Topan Goni adalah salah satu Topan terkuat di dunia tahun ini.

Ini juga merupakan jenis topan yang sudah menghantam Filipina selama akhir pekan lalu dan menyebabkan kerusakan serius.

Dilaporkan topan itu menghancurkan bangunan, menumbangkan pohon dan menyebabkan banjir dan tanah longsor di Filipina pada hari Minggu (1/11/2020).

Menurut laporan, setidaknya 17 orang tewas dan lebih dari dua juta terkena dampak setelah topan melanda negara itu.

Dr Herizal mengatakan topan itu diperkirakan akan melewati Filipina dan bergerak menuju Laut China Selatan selama beberapa hari ke depan.

 

 

Di Filipina, Kepala Divisi Pertahanan Sipil Jessar Adornado mengatakan bahwa sebagian besar kematian akibat topan itu terjadi baik dari orang-orang yang tersapu air banjir atau terkubur dalam tanah longsor.

Hampir 90 persen rumah telah hancur oleh topan di beberapa bagian negara itu, menurut Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

 

Baca Juga: Tak Banyak 'Cincong', China Ambil Kendali Lahan Seluas 30 Ribu Hektar di Wilayah Sengketa, Tepat di Perbatasan dengan India

Dalam siaran pers pada hari Senin, Ketua Palang Merah Filipina Richard Gordon memperingatkan dampak yang ditimbulkan badai tersebut.

"Topan ini telah menghantam kehidupan dan mata pencaharian orang di atas korban fisik, emosional dan ekonomi Covid-19 yang tanpa henti," ungkap Richard Gordon.

Tercatat, topan mencapai kecepatan angin dan hembusan hingga 164mph pada hari Minggu.

Diketahui, China telah meningkatkan kehadirannya di wilayah Laut China Selatan dalam beberapa bulan terakhir.

Dan mereka juga mengadakan latihan militer di bagian perairan yang disengketakan.

Tapi sekarang wilayah itu akan dilanda topan kolosal dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: Militernya Tak Kalah Hebat dari Amerika, Rusia Kembangkan Rudal Balistik Nuklir, 'Mampu Tembus Target yang Sangat Terlindungi'