Chhatwal melanjutkan, untuk untuk melaksanakan operasi pesawat tempur secara kontinu lapangan udara harus saling mendukung.
"Dengan saling mendukung, maksud saya, jika Anda lepas landas dari lapangan terbang harus ada lapangan terbang lain di dekatnya dalam jarak 100-200 km, untuk dapat melakukan pengalihan dan lain-lain jika Anda memiliki lapangan terbang alternatif."
Di dua wilayah utara sektor Xinjiang, Hotan dan Kashgar jaraknya 450 km, sementara jarak antara Hotan dan Gargunsa adalah 550 km.
Hotan ke Korla jaraknya 750 km sehingga mereka tidak saling mendukung. Di Tibet barat, hanya ada satu lapangan terbang, Gargunsa.
Jika Gargunsa dibom oleh AU India, akan ada jarak 1.500 km antara Hotan dan lapangan udara terdekat Hoping, urai Chhatwal.
Chhatwal lalu menyimpulkan penjelasannya, dengan menguraikan bahwa untuk memarkir pesawat saat operasi tempur, itu harus dilakukan di tempat perlindungan yang tahan ledakan.
Tapi, China tidak memiliki satu pun di wilayah tersebut.
"Setelah Doklaim, mereka menyadari kesalahannya dan sekarang mulai membangunnya di lapangan terbang Kongka Dzong."
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Konflik Perbatasan India-China, Seberapa Kuat Militer Kedua Negara?