Penulis
Intisari-online.com -Baru-baru ini sebuah kisah aneh terjadi pada seorang wanita berusia 46 tahun.
Ia nyaris meninggal setelah berhubungan badan dengan suaminya.
MelansirIndependentpada 2019 lalu, kasus ini diterbitkan dalam American Journal of Medicine dengan judul "Hampir dibunuh oleh cinta: A Cautionary Coital Tale."
Dalam jurnal tersebut wanita dari Baltimore AS menderita alergi terhadap air mani suaminya.
Lalu mengapa air mani bisa menyebabkannya hampir meninggal?
Ternyata wanita ini sebenarnya juga menderita reaksi anafilaksis terhadap antibiotik.
Reaksi anafilaksis pada dasarnya adalah reaksi alergi yang sangat serius yang berkembang sangat cepat dan dengan cepat bisa menyebabkan kematian.
Penyebab awalnya ternyata adalah suaminya minum antibiotik sebelum berhubungan badan.
Menyebabkan air mani suaminya terkonsentrasi dengan nafcillin yang memicu reaksi alergi dari wanita itu.
Baca Juga: Untuk Beli Jet Tempur F-35 Harus Nunggu 9 Tahun, Memang Apa yang Ditawarkan Amerika pada Indonesia?
Tak lama setelah berhubungan badan, wanita itu mulai mengalami pusing, diare, tangan dan kaki gatal serta berkeringat parah.
Dia segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan di mana dokter mengira dia menderita sepsis karena tekanan darahnya rendah.
Kemudian dia diberi infus dan antibiotik.
Namun, setelah melakukan pemeriksaan lanjutan, hasil tes menunjukkan wanita ini syok anafilaksis.
Wanita itu memiliki riwayat alergi penisilin sejak kecil dan diketahui bahwa suaminya mencoba mengobati infeksi bakteri dengan antibiotik yang disebut nafcilling dan mengandung penisillin.
Setelah perawatan, tekanan darahnya mulai normal dan kondisinya mulai membaik.
Wanita itu keluar dari rumah sakit dan diberitahu untuk tidak melakukan hubungan intim dengan suaminya setidaknya setelah 1 minggu dia minum antibiotik.
Penulis laporan mengatakan bahwa tulisan ini adalah ketiga kalinyamendapat penolakan tersebut untuk mendokumentasikan dalam jurnal medis.
Tetapi mereka kemudian menyarankannya menulis resep untuk "mempertimbangkan bahaya reaksi alergi dan efek samping yang merugikan, tidak hanya untuk pasien tetapi juga untuk keluarga pasien."