Penulis
Intisari-Online.com - Walau sama-sama bermusuhan dengan Amerika Serikat (AS), namun Iran dan China tidak bisa disebut 'musuh'.
Hanya saja mereka juga tidak bisa disebut 'teman'.
Artinya masing-masing negara punya urusan tersendiri dengan AS dan yakin akan menang dai negara Paman Sam tersebut.
Termasuk soal ini.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Kamis (22/10/2020), Iran dan China dilaporkan akan mengimpor rudal balistik dari Korea Utara saat embargo senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dicabut pada akhir bulan Oktober 2020 mendatang.
SehinggaIran dan China akan memulainya pada November 2020.
Hal ini diungkapkan oleh OilPrice.com.
Berdasarkan perjanjian tersebut, rudal Korea Utara akan diimpor ke Iran dengan imbalan minyak, sumber yang dekat dengan pemerintah Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Zarif, dan mitranya dari China, Wang Yi, menghadiri serangkaian pertemuan antara 9 dan 10 Oktober 2020 untuk menyelesaikan perincian kesepakatan.
Sebenarnya kesepakatan itu telah dicapai pada tahun 2016 namun telah mereka tidak pernah mempublikasikannya.
Namun, pekan lalu, mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, mengisyaratkan beberapa bagian penting dari kesepakatan yang sebelumnya tidak tersedia untuk umum.
"Tidaklah sah untuk membuat perjanjian rahasia dengan pihak asing tanpa mempertimbangkan keinginan bangsa Iran dan melawan kepentingan negara lain," ungkapMahmoud Ahmadinejad.
Kementerian Perminyakan Iran pertama-tama menyusun klausul tersembunyi dari kesepakatan 25 tahun.
Menurut sumber yang mengetahui Kementerian Perminyakan Iran, klausul rahasia masih termasuk dalam perjanjian.
Sumber yang sama juga mengklaim bahwa China memasukkan komponen militer dalam kontrak tersebut.
Persenjataan seperti rudal balistik seluler Hwasong-12, dengan jangkauan 4.500 kilometer akan dimasukkan dalam kesepakatan itu.
Rencana Aksi Komprehensif Bersama, JCPOA memberlakukan larangan 13 tahun atas penjualan senjata sebagai bagian dari skema keringanan sanksi yang akan mencegah Iran melanjutkan pengembangan nuklirnya.
Setelah larangan itu kedaluwarsa, Teheran mengatakan akan menjual senjata ke negara-negara yang "tidak akan menyalahgunakannya".
Ia menambahkan itu akan menyediakan senjata untuk negara-negara yang akan menggunakannya untuk tujuan pertahanan yang ketat.
Melihat gerak-gerik Iran, Amerika Serikat (AS) langsung memberi peringatan.
Washington telah mengeluarkan peringatan kepada negara-negara yang berniat membeli senjata dari Iran.
Jika berani, maka negara yang membeli senjata Iran tersebut akan mendapat sanksi ekonomi.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengeluarkan pernyataan peringatan pada hari Minggu terhadap penjualan senjata ke Iran.
Terakhir, diyakini Rusia dan China adalah dua negara yang paling mungkin mulai menawarkan senjata ke Iran.