Penulis
Intisari-Online.com - Covid hari ini masih menghantui dunia.
Seorang pria di Texas, Amerika Serikat, yang tak percaya Covid-19 mengaku merasa sedih dan bersalah setelah dua keluarganya meninggal karena wabah itu.
Tony Green, yang awalnya menyebut penyakit itu sebagai "hoaks yang diungkapkan media", mengundang orangtuanya dan orangtua pacarnya di pesta pada 13 Juni di Dallas.
Beberapa hari setelah pesta, Green dan lima anggota keluarga lainnya positif virus corona, yang menular ke delapan orang lainnya.
Pria berusia 43 tahun itu dilarikan ke rumah sakit dan menghabiskan tiga hari menjalani perawatan sebelum dia dinyatakan sembuh.
Namun, nasib berbeda dialami oleh ayah dan nenek kekasihnya, di mana mereka meninggal setelah terinfeksi virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.
"Saya tidak tahu siapa yang sudah membawa virus ke keluarga ini," kata Green kepada The Washington Post.
"Tetapi enam dari kami terpapar, dan kemudian menyebar," tambahnya.
Dia mengungkapkan Covid-19 itu seperti menular dari satu keluarga ke keluarga lain, di mana mereka mendapatkan galur (strain) berbeda.
Green menuturkan ketika dia positif virus corona, dokter menyatakan kondisinya parah dan "beberapa menit saja dari terserang stroke".
Dia dirawat bersama dengan ayah kekasihnya, Rafael Ceja, dan ibu Ceja di mana mereka wafat pada 1 Juli setelah menderita pneumonia.
Terkait dengan calon ayah mertuanya itu, Green menceritakan bagaimana Ceja harus mendapatkan bantuan pernapasan selama 6-7 pekan.
"Seperti dunia menelannya. Bahkan kami hanya mendatangkan 10 orang saat pemakamannya, dan saya tak sempat membuat daftarnya," kata dia.
Dilansir Daily Mirror Rabu (14/10/2020), Green mengatakan lebih banyak anggota keluarga terpapar Covid-19 di pemakaman nenek si pacar.
Green menuturkan, dia memilih Presiden Donald Trump dalam Pilpres AS 2016, dan meremehkan berbahayanya virus corona ini.
Dia selalu mengejek orang yang mengenakan masker, dan menyebut Covid-19 sebagai "scamdemic" yang diumbar oleh media massa.
"Saya tahu saya sudah dipermalukan oleh virus ini."
"Saya kira ini hanyalah propaganda yang digembar-gemborkan media," paparnya.
Dikutip CNN, Green mengutarakan perasaan yang dia alami saat ini adalah seperti pengemudi mabuk dan yang menabrak satu keluarga dan membunuh mereka.
Dia mengaku ada rasa bersalah, namun dia berkilah melakukannya tak sengaja.
Sebab, penyebaran tersebut terjadi di rumahnya.
"Berapa banyak orang yang bakal sakit jika saya tak mengundang mereka pada pesta?"
Baca Juga: Dulu Tertular dari Cucunya, Nenek Berusia 100 Tahun Sembuh dari Covid-19, Netizen Turut Bergembira
"Satu? Mungkin dua? Duka mungkin akan hilang, tapi rasa bersalah tetap," ujar dia.
Green kini meminta kepada publik untuk setidaknya mempunyai rasa waspada, dan memerhatikan protokol kesehatan jika ingin menggelar kegiatan.
"Saya tidak bisa bilang jangan takut untuk penyakit ini. Anda mungkin harus takut."
"Saya malah menyarankan Anda tabah tahun ini," paparnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Percaya Covid-19 dan Gelar Pesta, Pria Ini Sedih 2 Keluarganya Meninggal"