Sosok 'Pahlawan Cilik' Rangga Sebelum Tewas di Tangan Pemerkosa, Pandai Mengaji, Kerap Ranking 1, serta Sempat Merengek pada Ayahnya Agar Dibolehkan Tinggal dengan Ibunya

Mentari DP

Penulis

Ketika tahu anaknya dibunuh pemerkosa sang mantan istri, ayah kandung Rangga, Fadli Fajar tak kuasa menahan tangis .

Intisari-Online.com - Berita mengenai Rangga masihmenjadi trending topik di media sosial Twitter Indonesia.

Ini dikarenakan bocah 9 tahun itu tewas setelah dibunuh oleh orang yang ingin memerkosa ibunya.

Saat itu, Rangga dilaporkan berusaha menolong ibunya yang ingin diperkosa.

Sayangnya tubuh kecil Rangga justru mendapat sabetan senjata tajam dari pelaku.

Baca Juga: Berhasil Kadali PLA Navy China, Armada US Navy yang Bisa Serbu BeijingSewaktu-waktuIni Sukses Menyusup ke Daerah Rawan Ini, Militer China Panik Bukan Main

Melihat aksi heroik Rangga, warga Indonesia memberinya julukan 'pahlawan cilik'.

Ketika tahu anaknya dibunuh pemerkosa sang mantan istri, ayah kandung Rangga, Fadli Fajar tak kuasa menahan tangis .

Sambil berurai air mata, Fadli mengenang sosok Rangga, putra sulungnya yang pantas dijuluki 'pahlawan cilik' dari Aceh.

Baru 2 minggu tinggal di Birem Bayeun setelah merayakan ultah

Melansir dariSerambinews.com, Fadli mengatakan, Rangga baru duapekan tinggal bersama ibunya, Dn, di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Baca Juga: AlamiBatuk HebatWalau Coba Ditutupi Pemerintah China, Rekaman Presiden Xi Jinping Batuk Jadi Viral, Langsung Dapat Reaksi Begini dari Taiwan dan Hong Kong

Sejak berpisah dengan Dn dua tahun lalu, Rangga bersama sang adik memang tinggal bersama dirinya di Medan Selayang.

"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun almarhum yang genap berusia 10 tahun," ujar pria berdarahAcehKaro tersebut sambil menangis.

Beberapa hari setelah merayakan ultahnya yang ke-10, ibu Rangga, Dn datang ke rumahnya di Medan Selayang dengan maksud membawa Rangga keAceh.

Saat itu, Fadli mengaku berat melepas kepergian putra pertamanya tersebut.

"Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut, akhirnya saya mengizinkannya," ungkap Fadli.

Karena hal itu, ia sempat tak percaya mendengar kabar anaknya itu telah meninggal dunia.

"Saya hampir tak percaya mendengar kabar Rangga meninggal.""

"Apalagi dia meninggal karena sabetan parang pelaku karena berusaha membantu ibunya di rumah itu," jelasnya.

Sempat diminta lari oleh ibunya

Fadli menjelaskan, saat kejadian, sebenarnya Rangga sempat diminta ibunya untuk lari.

Namun, bocah tersebut memilih untuk melawan pemerkosa ibunya hingga akhirnya tewas di tangan pelaku.

"Saya dapat kabar bahwa sebelum meninggal, anak saya sempat disuruh lari sama ibunya."

Baca Juga: Alami Demam hingga Tulang Terasa Nyeri, Valentino Rossi Dinyatakan Positif Covid-19 dan Akan Absen Membalap,Bos Yamaha: Ini Pukulan Bagi MotoGP

"Tapi dia tidak mau lari, dia lawan pelaku, setelah terkena parang, ia sempat berucap sakit."

"Lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," ungkap Fadli.

Pandai mengaji dan kerap dapat ranking

Di mata Fadli, Rangga merupakan anak yang cerdas.

Dikatakan Fadli, putra sulungnya itu selalu mendapat ranking 1 dan 2 di sekolahnya.

Tak hanya itu, Rangga juga sudah bisa membaca Al Quran.

"Almarhum memang beda dengan anak seusianya, ia anak cerdas, periang, keras berpendirian, dan selalu mendapat ranking di kelas."

"Bahkan sekarang ia sudah mampu membaca Al Quran," kenang ayahnya menangis sedih.

Meski berat, Fadli telah mengikhlaskan kepeRanggaian anak kesayangannya itu.

"Allah SWT lebih sayang kepadanya, sehingga memanggilnya duluan dari pada kami."

"Selamat jalan nak, kami akan selalu merindukanmu nak," ucap ayahnya kembali menangis.

Fadli berharap penegak hukum memberikan hukuman yang seberat-beranya kepada pelaku.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Serambinews.com/Zubir)

(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "Sebelum Tewas Dibacok Pemerkosa, Rangga Sempat Merengek ke sang Ayah Minta Ikut Ibunya")

Baca Juga: Miliki 12.156 Kasus Kematian, Indonesia Tempati Urutan ke-17 Sebagai Negara dengan Kasus Kematian Tertinggi Akibat Covid-19

Artikel Terkait