Find Us On Social Media :

Kisah Anggota Kopassus Menyamar jadi Paspampres Presiden Filipina untuk Lindungi dari Kudeta, Soeharto yang Perintahkan TNI Amankan KTT ASEAN

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 7 Oktober 2020 | 14:39 WIB

Ilustrasi Kopassus

Kudeta adalah penggulingan tiba-tiba dan kekerasan dari pemerintah yang ada oleh sekelompok kecil.

Prasyarat utama kudeta adalah kendali atas semua atau sebagian angkatan bersenjata, polisi, dan elemen militer lainnya.

Tidak seperti Revolusi, yang biasanya dicapai oleh sejumlah besar orang yang bekerja untuk perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang mendasar, kudeta adalah pergantian kekuasaan dari atas yang hanya menghasilkan penggantian tiba-tiba dari pejabat pemerintah yang terkemuka.

Ferdinand Marcos tumbang dan ia melarikan diri bersama istrinya keluar negeri.

Baca Juga: 5 Kudeta Terkenal Bersejarah dari Napolen Bonaparte hingga Perwira Militer Augusto Pinochet, Bagaimana Cara Mereka Merebut Tahta?

Tampuk kepresidenan kosong, rakyat kemudian memilih Corazon Aquino (janda Benigno 'Ninoy' Aquino) sebagai presiden baru Filipina.

Tapi Corzaon juga menghadapi berbagai ancaman kudeta dan berulangkali kudeta kepadanya dilakukan namun belum berhasil.

Buntungnya lagi pemerintahan Corazon juga dirundung berbagai macam pemberontakan, jadi pemerintah melawan dua hal langsung yakni kudeta dan pemberontakan separatis.

Tahun 1987 Filipina ketiban giliran menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-3.

Baca Juga: Kudeta Berdarah Peristiwa 27 Juli 1996 atau Kudatuli, Awal Mula Jatuhnya Rezim Orde Baru Soeharto: ''Soerjadi 'Disponsori' Rezim Orde Baru karena Saat Itu Megawati Terpilih Sebagai Ketua Umum Partai''