Penulis
Intisari-online.com - Pada bulan September lalu, sebuah rumor santer beredar Kementerian Pertahanan AS, mengatakan China sedang membidik Indonesia untuk dijadikan pangkalan militer.
"Sangat mungkin, dan sudah dipertimbangkan untuk merencanakan fasilitas logistik militer tambahan di luar negeri, untuk mendukung angkatan laut, udara, dan darat di wilayah tersebut," ungkap laporan itu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menanggapinya dengan mengatakan, Indonesia tidak akan menjadi pangkalan militer China.
Hal itu sesuai dengan kebijakan luar negeri, yang melarang pihak manapun karena Indonesia sendiri saat ini memang bersifat netral.
Namun laporan AS itu dinilai tidak jelas, karena tidak merinci alasan China mengapa memilih Indonesia untuk dijadikan pangkalan militer.
Laporan itu juga dianggap tidak berdasar, dan asal bunyi saja.
Namun, dalam sebuah tulisan oleh Muhammad Zulfikar Rakhmat yang dimuat di situs The Conversation, mengungkap pendapat tentang gagasan tersebut.
Menurutnya, Indonesia ternyata memiliki potensi yang sangat bagus bagi China jika dijadikan pangkalan militer, di antaranya sebagai berikut.
Pertama, China mungkin berusaha mengamankan kepentingannya diLaut China Selatan, tempat ketegangan yang meningkat.
Meskipun Indonesia tidak terlibat langsung dalam sengketa di Laut Cina Selatan, namun letaknya sangat strategis.
Wilayah Natuna bagian utara Indonesia tidak jauh dari Laut Cina Selatan.
Ketika ketegangan di sekitar Laut Cina Selatan meningkat, Cina telah mencarihubungan militer yang lebih erat dan lebih kuatdengan Indonesia.
Jika kekuatan China dan Indonesia digabungkan, ini menunjukkan Beijing berusaha untuk memperkuat posisinya di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan.
Oleh sebab itu, China berkepentingan untuk menjaga hubungan militer yang baik dengan Indonesia dan mengoperasikan pangkalan militer di sana.
Sebelunya pada awal tahun ini, angkatan laut IndonesiamenuduhChina mengubah atol (struktur terumbu karang berbentuk cincin yang mengelilingi laguna) di dekat Kepulauan Natuna menjadi pulau-pulau buatan untuk digunakan sebagai pangkalan militer.
Memiliki pangkalan militer di Indonesia, bisa membantu China jika terjadi gejolak militer dengan pihak yang berselisih atau dengan AS, yang telahmemperkuat kehadirannya di wilayah tersebut untuk melawan China.
Kedua, kehadiran China di Indonesia telah berkembang dalam dekade terakhir, secara ekonomi dan budaya.
Pada paruh pertama tahun ini,sumber investasi asing langsungterbesar keduadi Indonesia adalah China sementara pertama adalah Singapura.
Pada kuartal pertama 2020, investasi China di Indonesiamencapai 1,3 miliar dollar AS.
Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) tahun 2019menemukanpengaruh China telah meningkat dalam satu dekade terakhir di Asia, termasuk di Indonesia.
Meskipun survei mengungkapkan peningkatan persepsi negatif atas pengaruh China yang meningkat, survei tersebut juga menemukan pengaruh China melebihi AS.
Tiongkok juga telahmemperluasupaya budayanya melalui berbagai acara dan inisiatif, danmendirikanInstitut Konfusius di seluruh Indonesia.
Setelah memperluas pengaruhnya secara ekonomi dan budaya, China sekarang berharap dapat memperkuat kehadiran militernya di Indonesia.
Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, dan tanpa pangkalan militer AS, Indonesia dapat dilihat oleh Beijing sebagai pintu gerbang penting untuk memperluas pengaruh militer di kawasan, dan untuk menyeimbangkan kehadiran militer Amerika di Asia Tenggara.