Penulis
Intisari-online.com - Sebagai salah satu negara terbesar di dunia, ternyata Indonesia disebut-sebut bisa menjadi salah satu negara terkuat di dunia.
Hal itu bahkan diungkapkan oleh orang asing yang menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut ABC News, Ahli Strategi Hugh White dari Universitas Nasional Australia, membahas arti perkembangan Indonesia dan dampaknya bagi Australia.
Dikatakan, tahun 2018 sebelum pandemi Covid-19, jika ekonominya terus tumbuh seperti saat itu, Indonesia akan menjadi salah satu negara terkuat dunia beberapa dekade mendatang.
Hal itu dibahas oleh Australia, demi meredam dampak pengaruh China yang terus menebar di wilayah Asia-Pasifik.
Kebangkitan China telah membayangi Australia dalam pertumbuhan ekonomi mereka.
Sementara itu, Australia juga menyinggung soal pertumbuhan kekayaan tetangga utara, tak lain adalah Indonesia yang hampir tidak tercatat.
"Indonesia tetangga sebelah kita, pada akhirnya akan menjadi negara yang sangat kaya dan sangat kuat," ungkap Profesor White pada program The World ABC.
"Kami benar-benar memikirkan, apa yang akan terjadi selanjutnya," imbuhnya.
Profesor White mengatakan, pemerintah Australia saat ini memikirkan ekonomi Indonesia akan menjadi tiga kali lipat dari Australia pada 2030 dan bahkan menjadi terbesar keempat dunia pada 2050.
Akan tetapi hal itu bukanlah hal mudah yang bisa diraih Indonesia, faktanya Australia juga menyoroti bobroknya pemerintahan Indonesia saat ini.
"Perekonomian Indonesia sangat tidak teratur dan lucu, banyak korupsi dan sistem hukumnya buruk, dan banyak nasionalisme yang menghambat perdagangan dan pertumbuhan ekonominya," katanya.
"Tetapi faktanya, adalah dalam waktu yang lama, hal itu telah tumbuh, rata-rata 5 atau 6 persen per tahun, dan tampaknya hal itu bisa terus berlanjut," imbuhnya.
Profesor White mengatakan, ada dua cara utama melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia, pertama sebagai potensi, kedua sebagai ancaman.
Karena secara tidak langsung, dinamikan kekuatan mulai bergeser dan condong ke arah China.
"Kami secara tradisional melihat Indonesia sebagai tetangga, sangat dekat, tetapi berpotensi mengancam Australia," katanya.
"Dalam banyak hal, kebijakan pertahanan Australia selama beberapa dekade sangat fokus pada kemungkinan terjadinya konflik dengan Indonesia," imbuhnya.
Meski demikian, Profesor White berpendapat bahwa Indonesia yang kuat memiliki tujuan sama dengan Australia.
Akan menjadi aset besar, tetapi tidak akan menimbulkan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Itu satu-satunya tetangga kami yang cukup kuat, benar-benar bekerja untuk membantu mengamankan kawasan itu," kata White pada ABC.
"Seperti Australia mereka sedikit khawatir tentang pertubuhan kekuatan China, dan hidup di bawah bayang-bayang China," imbuhnya.
Indonesia memang tidak memiliki sengketa dengan Laut China Selatan, tetapi memliki klaim yang tumpang tindih, di perairan Natuna yang merupakan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Profesor White mengatakan, menurutnya Australia tidak bisa begitu saja memberi tahu Indonesia apa yang harus dilakukan.
Tetapi percakapan dan hubungan berkelanjutan penting, antara Canberra dengan Jakarta.
Australia perlu memperkuat hubungan dengan Indonesia menurut Profesor White.
"Hubungan dengan Indonesia bisa menjadi lebih penting, daripada hubungan lain yang kami miliki dalam hal membantu kami meredam kebangkitan China, dan perubahan Asia yang akan terjadi," katanya.