Aksinya Bikin Geleng-geleng Kepala, India Punya Rencana Nyeleneh Untuk Bangkitkan 'Senjata' yang Berusia 10.000 Tahun di Daerah Konflik dengan China

Mentari DP

Penulis

Ahli geologi India hadir di gurun Daulat Beg Oldie, sebuah daerah yang terletak di ketinggian lebih dari 5.000, sebelah timur Ladakh.

Masalahnya adalah pertikaian kedua negara bertetangga itu terjadi di area perbatasan yang memang selalu menjadi titik panas keduanya.

Oleh karena itu, dalam upaya untuk mempertahankan wilayah teritorialnya dengan pemerintah China, militer India mengirim sejumlah ahli geologi terkemuka negara itu ke Ladakh.

Tujuannya guna berusahamenghidupkan kembali "senjata" yang telah "tidur" selama 10.000 tahun.

Baca Juga: Dicekal ke Luar Negeri Karena Punya Utang pada Negara, Rupanya Bambang Trihatmodjo Diklaim Miliki 132 Anak Perusahaan, Bahkan Pernah Dinobatkan Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Hal itu dilaporkan India Today seperti dilansir dari24h.com.vn pada Jumat (18/9/2020).

Ahli geologi India hadir di gurun Daulat Beg Oldie, sebuah daerah yang terletak di ketinggian lebih dari 5.000, sebelah timur Ladakh.

Rupayanya "senjata" yang dimaksud adalah air.

Di mana mereka diminta untuk mendapatkan air dari sebuah danau kuno, yang berusia lebih dari 10.000 tahun.

Tentara India mengatakan proyek untuk "menghidupkan kembali" danau di gurun Daulat Beg Oldie tersebut sangat penting.

Baca Juga: Sengketa Laut China Selatan Sudah Menyebar, AS Klaim Dominasi Sungai Mekong Karena Lakukan Hal ini, China: Amerika Mau Buat Medan Perang Baru!

Sebab Daulat Beg Oldie adalah rumah bagi pos militer paling strategis India di LAC.

Daulat Beg Oldie sangat penting, sehingga tentara India membangun bandara di sana, meskipun kondisi medannya rumit.

Bandara di Daulat Beg Oldie sendiri adalah bandara militer tertinggi di dunia.

Militer India telah mengundang Dr. Ritesh Arya, ahli geologi terkemuka di India, untuk berpartisipasi dalam proyek ambisius ini.

“Saya pergi ke Daulat Beg Oldie."

"Kami akan menghabiskan sekitar satu bulan untuk mensurvei dan menjelajahi air tanah di sini," kata Ritesh Arya.

Dr. Ritesh Arya telah berhasil mencari jalur air bawah tanah untuk tentara India di pegunungan dingin Ladakh.

“Saya berhasil menemukan air di daerah Pangong, Lukung, Thakung, Chushul, Rezang La dan Tangtse di bawah LAC."

"Bahkan di gurun pasir seperti Daulat Beg Oldie bisa menemukan air."

"Dengan teknik pengeboran yang canggih, kami akan melakukan yang terbaik untuk mencarikan air bagi tentara kami," kata Ritesh Arya optimis.

Menurut tentara India, "kebangkitan" danau kuno itu akan meningkatkan moral para tentara, di tengah meningkatnya ketegangan perbatasan dengan China dan musim dingin yang akan datang.

"Moral para prajurit di seluruh Ladakh akan dipenuhi dengan kegembiraan jika proyek kami berhasil," kata Ritesh Arya.

Baca Juga: Lebih Suka Langsung Menyerang Tanpa Banyak Omong, AS Kirim Peringatan Perang pada China, 'Jika Anda Ingin Berperang, Maka Kami Akan Berperang'

Menurut para ahli, saat beroperasi di daerah dengan kondisi keras seperti LAC, maka semangat dan ketahanan prajurit sangat penting.

Dalam dunia militer konsep ini disebut "perang psikologis".

Jika militer India tengah mempersiapkan air sebagai senjata, maka militer China lain lagi.

Di manadalamgerakan yang aneh, militerChina baru-baru ini membawa speaker kotak dan memainkan lagu-lagu Punjabi, musik rakyat India.

Ini dianggap sebagai pengalihan tentara India.

Sebab dalam beberapa bulan terakhir, militer India telah melakukan upaya untuk menyebarkan logistik dan pasokan kepada tentara di perbatasan, terutama menjelang musim dingin.

Pengiriman logistik meliputi amunisi, senjata, bahan bakar, makanan, persediaan, dan air minum.

Memang mengirim logistik ke LAC sangat sulit.

Karena militer India menggunakan pesawat angkut besar, bahkan bagal untuk mengirimkan barang.

Sehingga menemukan air di gurun diharapkan dapat mengurangi stres logistik.

Khususnya saat musim dingin tiba.

Sebab ketika salju lebat turun, membuat pasokan ke tiang puncak LAC hampir seluruhnya menemui jalan buntu.

Selama empat bulan musim dingin, tentara India di LAC mengonsumsi sekitar 150.000 ton kargo.

Baca Juga: Bukan Push Up atau Nyapu Jalanan, Warga yang Tak Mau Pakai Masker di Sini Akan DipaksaMenggali Kuburanuntuk Korban yang Meninggal Akibat Covid-19, Masih Mau Melanggar?

Artikel Terkait