Intisari-Online.com - Ketika dia berusia 29 tahun, Charles Darwin, ilmuwan Inggris yang dikenal sebagai “Bapak Evolusi,” mendapati dirinya dihadapkan pada dilema yang serius: apakah dia harus mengambil seorang istri atau tidak.
Pernah menjadi ilmuwan, Darwin mengambil pendekatan yang sangat praktis terhadap keputusan tersebut, dengan menyebutkan sendiri pro dan kontra pernikahan di bawah judul "menikah atau tidak menikah?" suatu hari di bulan Juli tahun 1838.
Pada akhirnya, keputusannya yakni memilih seorang istri, artinya masalahnya sekarang adalah menemukan seorang istri.
Sekali lagi, Darwin bergerak maju dengan sikap yang sangat pragmatis.
Baca Juga: Kasus Ibu Ajak Anak Kandung Berhubungan Intim: Ini Dampak dari Perkawinan Sedarah Secara Ilmiah
Wanita yang dia pilih haruslah seseorang yang dia sayangi dan sudah sangat dia kenal.
Untungnya, dia memiliki calon yang sempurna dalam pikirannya.
Sang naturalis sangat menyayangi Emma Wedgwood yang berusia 30 tahun dan dia pasti sudah sangat lama mengenalnya - mengingat mereka adalah sepupu pertama.
Dan meskipun pasti ada lebih banyak kisah tentang Emma Darwin, pernikahan incest dengan salah satu pemikir terpenting dalam sejarah inilah yang menentukan hidupnya menjadi lebih baik dan lebih buruk.