Setelah UEA, Kini Giliran Bahrain yang Sepakat Berdamai dengan Israel, Bikin Palestina Merana Karena Mulai Ditinggalkan Negara Timur Tengah Lainnya

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com -Timur Tengah bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia.

Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai.

Timur Tengahmeliputi beberapa negara Arab seperti Israel, Palestina, Iran, Irak, Afghanistan, Arab Saudi, hingga Bahrain.

Dulu negara-negaraTimur Tengah sangat solid. Namun semua berubah ketika Israel menyerang Palestina.

Baca Juga: Capek Ditindas Terus, Taiwan Kerahkan Pasukan Militer untuk Melindungi Kedaulatan Pulaunya hingga Beri Tembahan Peringatan, China Langsung Panik

Akibatnya banyak negara yang membenci Israel.

Puluhan tahun perang terjadi antara Israel dan Palestina, beberapa negara pun kembali membuka hubungan Israel.

Dilansir darireuters.com pada Sabtu (12/9/2020),Bahrain bergabung dengan Uni Emirat Arab (UEA) dalam menyetujui untuk menormalisasi hubungan dengan Israel pada hari Jumat (11/9/2020).

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memposting pengumuman di Twitter setelah dia berbicara melalui telepon.

Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Kim Jong-Un Akan Gunakan Senjata Nuklirnya dan Targetnya Adalah Amerika Serikat, 'Pyongyang Telah Mempelajari Cara AS Berperang'

Dilaporkan Trump bertelponan dengan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Ini benar-benar hari bersejarah," kata Trump kepada wartawan di Oval Office.

Sebab dia yakin negara lain akan mengikuti langkah mereka (kembali berteman dengan Israel).

"Membuka dialog langsung dan hubungan antara dua masyarakat dinamis dan ekonomi maju ini akan melanjutkan transformasi positif Timur Tengah dan meningkatkan stabilitas, keamanan, dan kemakmuran di kawasan," kata Amerika Serikat, Bahrain dan Israel dalam pernyataan bersama.

Pengumuman itu lantas membuat warga Palestina kecewa serta khawatir.

Sebab, langkah Bahrain dan sesama negara Teluk Arabnya, Uni Emirat Arab, akan melemahkan posisi negara-negara Arab lama yang menyerukan permusuhan dengan Israel.

Padahal sebelumnya negara-negara Arab lama sudah mengeluarkan pengumuman bahwa baru bisa memaafkan Israel jika mereka menarik diri dari Palestina.

Masalahnya bukan menarik diri, tentara Israel malah menyerang warga Palestina di Jalur Gaza selama delapan malam berturut-turut.

Diketahui, sebulan yang lalu, UEA setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Hal tersebut juga di bawah kesepakatan yang ditengahi AS.

Baca Juga: Sudah Tahu Positif Covid-19, Sekelompok Mahasiswa Ini Malah Adakan Pesta Meriah di Depan Rumah, Minum Bir, hingga Dengakan Musik Rock, Langsung Infeksi Semua Orang di Sekitarnya

Bahkan pertemuan tiga kepala negara itu terjadi diGedung Putih yang diselenggarakan oleh Trump.

Upacara tersebut akan dihadiri oleh Netanyahu dan Menteri Luar NegeriUEA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan.

Ketiga sepakat untukmenandatangani "Deklarasi Perdamaian bersejarah".

Kini, Netanyahu mengatakan keputusan Bahrain menandai "era baru perdamaian".

“Selama bertahun-tahun yang panjang, kami berinvestasi dalam perdamaian, dan sekarang perdamaian akan berinvestasi pada kami, akan menghasilkan investasi yang benar-benar besar dalam ekonomi Israel,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.

Terakhir, Anda perlu tahu bahwaBahrain, sebuah negara kepulauan kecil, adalah rumah bagi markas regional Angkatan Laut AS.

Dengan begini, Bahrain menjadi negara Arab keempat yang mencapai kesepakatan semacam itu dengan Israel.

Di mana Mesir dan Yordania sudah melakukannya pada beberapa dekade lalu.

Baca Juga: Militernya Sangat Kuat dan Punya Hak yang Diakui Dunia, Indonesia Diklaim Bisa Jadi Pemimpin Negara-negara Asia Tenggara untuk Lawan China

Artikel Terkait