Find Us On Social Media :

Blingsatan Lihat Polah Tiongkok, Militer Jepang Menarik Kembali Haknya yang Sirna Selama 75 Tahun, Demi Cegah 'Spartly' Versi Laut China Timur

By Ade S, Jumat, 11 September 2020 | 19:30 WIB

Blingsatan Lihat Polah Tiongkok, Militer Jepang Menarik Kembali Haknya yang Sirna Selama 75 Tahun, Demi Cegah 'Spartly' Versi Laut China Timur

Beberapa bulan sebelum mengumumkan pengunduran dirinya, Perdana Menteri Shinzo Abe membuat perubahan kebijakan, yang untuk pertama kalinya memungkinkan militer Jepang merencanakan serangan terhadap sasaran darat.

Pasukan Bela Diri Jepang diarahkan untuk menghentikan penyerang di udara dan laut.

Perubahan kebijakan tersebut akan mengarahkan militer untuk membuat doktrin guna menargetkan situs musuh di darat, sebuah misi yang membutuhkan pembelian senjata jarak jauh seperti rudal jelajah.

Jika diadopsi oleh pemerintahan berikutnya, kebijakan tersebut akan menandai salah satu perubahan paling signifikan dalam sikap militer Jepang sejak akhir Perang Dunia II.

Jepang mencabut haknya untuk berperang setelah Perang Dunia II.

Ini mencerminkan dorongan lama Abe untuk militer yang lebih kuat dan keprihatinan Tokyo yang mendalam tentang pengaruh China di wilayah tersebut.

Pemerintah Jepang khawatir dengan peningkatan aktivitas militer China di sekitar pulau-pulau kecil yang ada di Laut China Timur yang disengketakan.

"Alasan utama tindakan kami adalah China. Kami belum terlalu menekankan hal itu, tetapi pilihan keamanan yang kami buat adalah karena China," kata Masahisa Sato, anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: 'Saya Muak pada Hubungan Antarmanusia,' di Jepang Ada Perusahaan untuk Bantu Orang-orang yang 'Bosan Hidup' Lalu Mengasingkan Diri, Bisa Lenyap Tanpa Jejak Puluhan Tahun!