Meski begitu, terlepas dari hubungan yang sangat dekat ini, terkadang ada ketegangan antara pejabat Israel dan Amerika.
Ini terutama terjadi di bawah Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu; kedua pemimpin bentrok secara teratur karena masalah seperti permukiman dan Iran.
Hubungan tersebut mencapai titik yang sangat buruk ketika Netanyahu merencanakan, dengan anggota Kongres dari Partai Republik, pidato Maret 2015 untuk sesi gabungan Kongres yang sangat kritis terhadap pendekatan Obama ke Iran.
Pemerintahan Obama sangat marah atas apa yang dilihatnya sebagai persengkongkolan Netanyahu dengan oposisi politik domestik Obama untuk merusak kebijakannya.
Namun, selanjutnya pemerintahan Trump telah membangun kehangatan baru dalam hubungan Israel-Amerika, yang berpuncak pada keputusan Trump pada bulan Desember untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Perbedaan mencolok antara pendekatan Obama dan Trump ke Netanyahu mencerminkan kesenjangan partisan yang tumbuh di Amerika Serikat, dengan Partai Republik semakin mengambil posisi garis keras 'pro-Israel'.
Jika Demokrat akhirnya secara bersamaan menjadi lebih bersedia untuk mengkritik pemerintah Israel, Israel mungkin akan menjadi masalah partisan di Amerika, yang sebenarnya akan mengancam dasar-dasar aliansi AS-Israel.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini