Penulis
Intisari-online.com - Mengatasi ketegangan di Lembah Galwan yang tak kunjung usai, disebutkan jika kedua menteri luar negeri dari masing-masing negara yang berseteru lakukan diplomasi.
Pembicaraan tingkat tinggi tersebut dilaksanakan di Moskow pada hari Kamis ini.
Sayangnya pertemuan ini dikhawatirkan tidak membawa hasil positif.
Analis sebutkan bahwa sepertinya diplomasi ini akan berujung kepada kegagalan lagi.
Mengapa demikian?
Mengutip South China Morning Post, dengan India dan China memperkuat posisi di wilayah perbatasan, keduanya setuju bertemu.
Pertemuan itu libatkan menlu dari masing-masing negara.
Tujuan pertemuan itu adalah untuk turunkan ketegangan di sepanjang garis depan Himalaya.
Namun lagi-lagi, kegagalan adalah yang menunggu keduanya.
Senin lalu disebutkan jika sebuah tembakan ditembakkan pertama kalinya setelah 45 tahun tidak ada yang menembak dari kedua negara tersebut.
Itulah sebabnya pembicaraan di Moskow terasa basi dan tidak relevan.
Pasalnya dengan tembakan sudah dilakukan, kemurkaan kedua belah pihak tidak bisa diabaikan begitu saja.
Pertemuan antara menlu China Wang Yi dan menlu India Subrahmanyam Jaishankar Kamis ini.
Ini adalah pertemuan pertama mereka sejak ketegangan mulai pada awal Mei lalu.
Pertemuan ini juga merupakan acara sampingan pertemuan Organisasi Kerjasama Shanghai di Moskow.
Sebelumnya, Jumat lalu pertemuan antara menteri pertahanan kedua negara sudah gagal total.
Kesempatan untuk tenangkan ketegangan
Menurut Zhao Gancheng, peneliti dari Institut Shanghai untuk Studi Internasional, insiden terakhir yang sebabkan kedua belah pihak menuduh satu sama lain telah memberikan kesempatan kedua negara untuk redakan ketegangan.
Kedua negara menuduh satu sama lain atas tembakan di dekat Danau Pangong, Ladakh.
"Pertemuan kedua menteri luar negeri menjadi tindakan halus atas masalah perbatasan yang sudah terjadi sekian lama.
"Dan meskipun ada banyak kesulitan dan isu mencuat antara kedua negara, ini tunjukkan kesempatan kecil kedua belah pihak mencari perdamaian," ujarnya.
Namun apakah itu akan berhasil?
Sementara Yun Sun, rekan senior di Stimson Centre, Washington, mengatakan kedua belah pihak menggunakan pembicaraan diplomatik dan militer untuk "memaksimalkan apa yang mereka anggap kepentingan nasional mereka."
Namun karena kerusakan hubungan antara China dan India, terutama setelah pecahnya baku hantam Juni lalu, hanya sedikit yang mengharapkan pertemuan di Moskow membawa hasil.
"Sentimen nasional dan rasa berduka India termasuk tinggi.
"Pasalnya mereka melihat China menolak mengembalikan 'anti status quo' sebelum Mei," ujar Sun.
"Sehingga kurasa isu ini tidak akan hilang dengan cepat."
Juni 15 lalu setidaknya ada 20 tentara India dan sejumlah tentara China (angka pasti tidak diketahui) terbunuh karena baku hantam yang terjadi pertama kali setelah separuh abad.
India sejak itu melarang penggunaan aplikasi milik China dan membatasi investasi China.
India kemudian mulai aktif terlibat dalam grup keamanan yang dipimpin oleh AS bersama Australia dan Jepang yang mengatasnamakan keamanan Indo-Pasifik.
Beijing sendiri menyebut kelompok itu sebagai "garis depan anti-China".
Zhao juga nyatakan selain urusan perbatasan itu, menlu China Wang Yi juga akan mencari cara membujuk New Delhi berhenti berpihak dengan Washington dalam perseteruan adidaya kedua negara.
"China tidak ingin memiliki musuh di depan pintu dan Wang akan mencoba keras membujuk India jika China bisa menjadi partner perkembangan yang terpercaya," ujar Zhao.
Namun hal ini juga menjadi hal yang dipesimiskan oleh para analis.
Pasalnya kedua belah pihak sangat kecil kemungkinan untuk mempersempit ekspektasi terhadap satu sama lain yang kian besar.
Beijing berulang kali meminta New Delhi untuk abaikan rasa berduka yang dahulu dan perbedaan di masalah perbatasan untuk menghindari kerusakan yang tidak bisa diperbaiki terkait hubungan kedua negara.
Baca Juga: Inilah 10 Negara Teratas Dengan Kecepatan Download 5G Tertinggi, Arab Saudi Jawaranya!
Saran itu ditolak mentah-mentah oleh Jaishankar pada Senin kemarin.
Ia sebutkan "tentu saja perdamaian dan transparansi atas urusan perbatasan adalah dasar dari hubungan yang baik."
Jaishankar juga mengatakan ia telah mengenal Wang dalam waktu yang lama dan telah "sangat yakin jika solusi atas situasi itu harus ditemukan dalam diplomasi keduanya."
Namun pensiunan jenderal umum India Shashi Asthana yang juga kepala instruktor United Service Institution, sebuah think tank India di New Delhi mengatakan walaupun hubungan personal bisa membantu, hal tersebut tidak bisa membendung kepentingan nasional kedua belah pihak.
Baca Juga: Penyebab Biduran, Ternyata Gangguan Gigi Bisa Menjadi Salah Satunya
"Kedua negara tidak inginkan ada konflik, tapi kedua negara juga tidak ingin terlihat lemah dan mengkompromikan konstitusi lokal mereka.
"Sehingga penarikan tentara China tidak terjadi, bisa kita pastikan ketegangan ini bisa sampai musim dingin nanti dan India jelas siap akan itu," papar Asthana.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini