Hamas dan Hizbullah Tak Tinggal Diam Saksikan Israel dan UEA Bangun Hubungan Dekat, Ini yang Dilakukan Dua Musuh Bebuyutan Negeri Yahudi

Khaerunisa

Penulis

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu Isael menghebohkan masyarakat internasional karena pertemuannya dengan Uni Emirat Arab (UEA).

Bersama dengan delegasi Amerika Serikat, Israel mengunjungi Abu Dhabi, dalam kunjungan luar biasa soal hubungan diplomatik antara Israel dengan UEA.

Negara-negara Arab musuh Israel mengutuk pertemuan tersebut, termasuk Palestina yang menyebutnya sebagai 'tusukan dari belakang'.

Sementara Iran, saingan berat Israel, mengatakan bahwa UEA telah mengkhianati dunia Islam,

Baca Juga: Dari Diusir dari Liga Arab Hingga Presidennya Terbunuh, Deklarasi Damai Negara Ini dengan Israel Ternyata Terjadi Lewat Campur Tangan Orang Indonesia Ini

"UEA mengkhianati dunia Islam, negara-negara Arab, negara-negara kawasan, dan Palestina," kata pemimpin tertingi Iran, Ayatollah Ali Khamenei melalui Twitter pada Selasa (1/9/2020), dikutip dari Kompas.com.

Menyusul pertemuan 'bersejarah' antara Israel dan UEA itu, dua kelompok militan yang dikenal sebagai musuh Israel, Hamas dan Hizbullah, tak tinggal diam.

Melansir Al Jazeera (7/9/2020), para pemimpin gerakan Hizbullah Lebanon dan kelompok Hamas Palestina bertemu untuk membahas normalisasi diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab, kata gerakan itu.

Pada hari Minggu, kepala Hamas Ismail Haniya disambut sebagai pahlawan di Ain al-Helweh, kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon.

Baca Juga: Bukan Demi Citra, Cinta Laura Berubah Justru Karena Ingin jadi Diri Sendiri

Televisi Al-Manar yang dikelola Hizbullah melaporkan sebelumnya bahwa Hassan Nasrallah, kepala gerakan Syiah Hizbullah yang didukung Iran, dan Haniya menekankan 'stabilitas' dari 'poros perlawanan' terhadap Israel.

Mereka membahas 'perkembangan politik dan militer di Palestina, Lebanon dan kawasan' dan 'bahaya bagi perjuangan Palestina', termasuk 'rencana Arab untuk normalisasi' dengan Israel, kata Al-Manar.

Pertemuan itu dilakukan setelah pengumuman 13 Agustus, bahwa Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) telah sepakat untuk menormalisasi hubungan .

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya sedang dalam pembicaraan dengan para pemimpin Arab dan Muslim lainnya sekarang tentang normalisasi hubungan, menyusul kesepakatan dengan UEA dan, beberapa dekade lalu, Mesir dan Yordania.

Baca Juga: Banyak Manfaatnya Bagi Kesehatan, Ini Cara Menyimpan Biji Ketumbar yang Benar

Haniya tiba di Lebanon pada Rabu (2/9/2020), pada kunjungan pertamanya ke negara itu dalam hampir 30 tahun.

Ia berada di Lebanon untuk pembicaraan langsung dan konferensi video dengan kelompok Palestina lainnya yang menentang prakarsa diplomatik Israel.

Haniya, yang mengepalai biro politik Hamas, gerakan yang mengontrol Jalur Gaza, tiba di Ain al-Helweh di bawah perlindungan anggota Hamas dan penjaga kamp.

Di hadapan ratusan orang yang bersorak-sorai di Ain al-Helweh, termasuk para pengungsi yang melakukan perjalanan untuk melihatnya dari kamp lain, Haniya memuji kapasitas militer gerakannya.

Baca Juga: Ketika Intelijen Inggris BerhasilSadap Perintah dari Kim Jong-Un dan Agen-agen Rahasianya,Ada Nama Indonesia Disebut di Dalamnya!

"Belum lama ini, roket kami hanya mencapai [target] meter dari perbatasan Gaza. Saat ini, perlawanan di Gaza memiliki roket yang dapat mencapai Tel Aviv dan luar Tel Aviv," katanya.

Kemudian ia pun brkomentar tentang pertemuan Israel dan UEA.

Adapun normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab, itu "tidak mewakili rakyat, baik hati nurani, sejarah, maupun warisan mereka", kata Haniya.

Baca Juga: Masih Terus Waspada dengan Pandemi Virus Corona, Faktanya 75 Persen Kematian Pasien Covid-19 adalah Orang dengan Penyakit Penyerta Demensia

Sementara itu, disebutnya bahwa militer Israel dalam beberapa pekan terakhir menargetkan Hamas di Jalur Gaza dan orang-orang bersenjata Hizbullah di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.

Juga secara teratur meluncurkan serangan udara di Suriah yang dilanda perang terhadap apa yang dikatakannya sebagai Hizbullah dan pejuang pro-Iran lainnya yang berperang di pihak rezim Presiden Bashar al-Assad.

Nasrallah telah tinggal di lokasi rahasia sejak perang Hizbullah tahun 2006 yang menghancurkan dengan Israel.

Kemudian Ia jarang muncul di depan umum.

Dia mengatakan pada tahun 2014 bahwa dia sering berpindah tempat tinggal.

Baca Juga: Ketika Intelijen Inggris BerhasilSadap Perintah dari Kim Jong-Un dan Agen-agen Rahasianya,Ada Nama Indonesia Disebut di Dalamnya!

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait