Penulis
Intisari-Online.com - Karena jumlah kasus virus corona (Covid-19) semakin melonjak, beberapa kantor dan instansi meminta karyawannya bekerja dari rumah (work from home).
Termasuk paraPegawai Negeri Sipil (PNS).
Dan untuk itu, para PNS yang ada di Kementerian dan Lembaga (K/L) akan mendapattunjangan pulsa dan paket data gratis.
Hal itu sesuai janjiMenteri Keuangan Sri Mulyani.
Bantuan pulsa PNS tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 394 tahun 2020 tentang Biaya Paket Data dan Komunikasi.
Tunjagan pulsa tersebut didapatkan PNS paling kecil Rp200.000 dan paling besar Rp400.000.
Rinciannya yakni sebesar Rp400.000 per orang per bulan kepada pejabat setingkat eselon I dan II.
Kedua, sebesar Rp200.000 per bulan per orang kepada PNS setingkat eselon III ke bawah (tunjangan pulsa Rp200.000 untuk PNS).
Pulsa gratis PNS diberikan untuk menunjang pekerjaan yang selama ini banyak dilakukan di rumah atau work from home (WFH) sehingga menyebabkan kenaikan konsumsi pulsa, terutama untuk kegiatan rapat virtual.
"Biaya paket data dan komunikasi sebagaimana dimaksud hanya dapat diberikan kepada pegawai yang dalam pelaksanaan tugasnya sebagian besar membutuhkan komunikasi secara daring (online)," tulis KMK tersebut seperti dikutip Rabu (2/9/2020).
Pemberian pulsa dan paket data dalam KMK ini berlaku hingga 31 Desember 2020 sesuai dengan masa berlakunya KMK tersebut.
Selain itu, mahasiswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring (online) serta masyarakat yang terlibat dalam kegiatan secara online juga bakal mendapat bantuan pulsa maksimal Rp150.000 per orang per bulan.
Kepada mahasiswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring dan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan secara daring yang bersifat insidentil dapat diberikan biaya paket data sesuai kebutuhan paling tinggi sebesar Rp150.000 per orang per bulan.
Beberapa poin lain yang diatur dalam KMK tersebut antara lain pendanaan yang diperlukan dalam rangka pemberian baiya paket data dan komunikasi, berasal dari hasil optimalisasi dan realokasi penggunaan anggaran.
Lalu pemberian biaya paket data dan komunikasi sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama, kedua, dan ketiga dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan intensitas pelaksanaan tugas dan fungsi penggunaan media daring (online).
Pertimbangan lainnya yakni ketersediaan anggaran, dan sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik dan akuntabilitas.
Terakhir, pengguna anggaran dan/atau kuasa pengguna anggaran pada masing-masing kementerian negara/lembaga melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pemberian biaya paket data dan komunikasi.
Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, mendukung rencana pemberian tunjangan pulsa gratis bagi PNS di semua kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp200.000 per bulan (bantuan pulsa Rp200.000 untuk PNS).
Sri Mulyani menyatakan, tunjangan bantuan pulsa PNS gratis tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendorong realisasi belanja barang yang terkontraksi 17 persen (yoy) akibat kebijakan pembatasan sosial dan WFH.
“Sebagai pengganti, sekarang ini banyak K/L dan pegawai ASN yang harus melakukan kegiatan WFH."
"Jadi kita memberikan dukungan kalau memang direalokasi dalam bentuk tunjangan untuk pulsa (tunjangan pulsa PNS),” kata dia, seperti dilansir Antara, Rabu (26/8/2020).
Sri Mulyani menuturkan, anggaran yang akan digunakan telah ada di pos belanja barang untuk K/L yang seharusnya digunakan untuk kegiatan perjalanan, tetapi tidak bisa karena Covid-19.
“Sebetulnya masih ada di belanja K/L. Itu yang kita sebut fleksibilitas APBN."
"Belanja barang yang tadinya diperkirakan berbagai aktivitas tidak berjalan."
"Namun menimbulkan biaya baru, kita bisa ubah dan mendukungnya agar tidak terjadi misalokasi,” kata dia.
(KOMPAS.com/Mutia Fauzia)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Resmi, PNS Dapat Tunjangan Pulsa Maksimal Rp 400.000")