Find Us On Social Media :

Kelompok Teroris Dituding Kuasai Pemerintahan Iran untuk Hancurkan Timur Tengah, Berikut Tanggapan Kedubes Negeri Persia

By Maymunah Nasution, Selasa, 25 Agustus 2020 | 13:06 WIB

Kelompok terorisme ISIS.

 

Latihan mereka berikan sebagai bagian dari misinya untuk 'mengekspor revolusi'. Hal inilah yang menyebabkan AS memasukkan IRGC sebagai kelompok teroris pada 2019 lalu.

Keunggulan IRGC tidak hanya dalam keunggulan radikalismenya saja.

Secara finansial, IRGC adalah mega-konglomerat yang memiliki berbagai industri yang mengucurkan dana separuh untuk perekonomian Iran.

Termasuk industri proyek militer yang hebat, khususnya perkembangan senjata nuklir dan rudal balistik Iran.

Lebih menarik lagi, catatan keuangan IRGC yang besar-besaran tidak pernah tercatat. Uangnya langsung mengucur di bawah pengawasan Khamenei dan bebas dari kritik orang-orang.

Disebutkan ada dua faktor utama yang mendorong berhasilnya konsolidasi kekuatan IRGC.

Pertama, adalah keinginan Khamenei sang pemimpin agung untuk mengamankan warisannya.

Kedua, akses IRGC untuk memanjakan ekonomi Iran sendiri.

Khamenei yang berusia 81 tahun ingin memastikan ideologi Syiah dan sekutu radikalnya selamat setelah ia tidak menjabat lagi.

Mengeksploitasi kekhawatiran Khamenei, IRGC berjanji untuk menjaga peran mereka dalam pergantian kekuasaan Iran, bahkan secara brutal jika perlu.

Khamenei menyetujui untuk gunakan IRGC dalam pidatornya Februari 2019 lalu untuk urusan lintasan masa depan rezim.

Pidato tersebut ia beri judul 'Fase Kedua Revolusi'.

Pada praktiknya, kesepakatan itu diterjemahkan ke dalam penyisipan 'sekurokrat' yang berhubungan dengan IRGC ke dalam posisi kunci di seluruh pemerintahan oleh pemimpin tertinggi.

Gantinya, IRGC memastikan kebijakan revolusioner Khamenei terlaksana penuh dan pihak oposisi berbagai level dihancurkan.

Kedua belah pihak mendapat keuntungan dengan mempertahankan akses tanpa batas ke kekayaan luar biasa dalam kepercayaan agama Iran.

Kehakiman adalah lembaga pertama yang ditaklukan oleh IRGC, pada Maret 2019 lalu Ebrahim Raisi diangkat menjadi ketua hakim.

Koneksinya dengan IRGC muncul saat dia menjadi salah satu petinggi pendana IRGC.

Raisi melanjutka eksekusi para pembelot, seperti yang ia lakukan tahun 1980 silam.

Dia digadang-gadang menjadi kandidat utama menggantikan Khamenei saat Khamenei gugur. Dalam pemilu Februari 2020, IRGC memperlebar kontrol ke dalam cabang legislatif.