Bahkan pemerintahan progresif yang sebaliknya yaitu Gough Whitlam dengan senang hati berikan anggukan dan setuju pada rezim Suharto saat berjanji untuk menggantikan bangsa Portugal sebagai kekuasaan kolonial yang menguasai wilayah itu.
Meskipun ada era pemerintah Australia yang memberikan peran memfasilitasi kemerdekaan Timor Leste, sebagian pemerintah Australia telah melanjutkan tindakan sewenang-wenang mereka.
Mereka juga tanpa malu mencoba mengeruk keuntungan yang bisa didapat dari Timor Leste semenjak negara itu merdeka.
Kejadian paling mengerikan dalam konteks ini adalah penyadapan Istana Pemerintah Timor Leste yang dilakukan oleh Badan Intelijen Rahasia Australia.
Berkedok memberikan bantuan yang 'sangat dibutuhkan dan bantuan pembangunan', Australia justru menyadap percakapan di Istana Pemerintah Timor Leste.
Australia berulang kali menjanjikan tentang batas-batas wilayah dan cadangan minyak dan gas yang mereka janjikan, dan bagi Timor Leste itu sama saja dengan cara penyadapan itu.
Tentu, beberapa akan menjawab bahwa semua bangsa saling memata-matai, mencari keuntungan dan mengutamakan kepentingan nasional di atas segalanya.
Memang mungkin begitu, tapi tidak semua bangsa mengagungkan diri mereka sebagai penegak hukum berprinsip dari aturan internasional.
Baca Juga: Mantan Anggota DPR Gunungkidul Ketahuan Curi Pisang, Namun Ia Tak Ditahan, Ini Kata Polisi