Seorang pilot yang memiliki jam terbang pesawat tempur lebih dari 2.000 jam kalah dalam lima simulasi dogfight (pertempuran udara) melawan algoritma kecerdasan buatan atau artificial intelligence ( AI).
Simulasi tersebut diselenggarakan oleh Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan Amerika Serikat ( DARPA) bernama Air Combat Evolution (ACE) sebagaimana dilansir dari RT, Jumat (21/8/2020).
Dalam program ACE, DARPA mengadu AI yang dikembangkan oleh delapan perusahaan melawan satu sama lain, sebelum pemenangnya melawan pilot manusia dalam kompetisi uji coba Alpha Dogfight pada Kamis (20/8/2020).
Delapan perusahaan yang terlibat dalam pengembangan AI tersebut adalah perusahaan raksasa asal AS, Lockheed Martin.
Pilot berinisial Banger dari DC Air National Guard tersebut selalu kalah melawan AI dalam dogfight. Padahal jam terbangnya sangat mumpuni.
Kontes dalam simulasi tersebut cukup sederhana, setiap pilot hanya diperbolehkan menggunakan senjata dari jet tempur yang bukan rudal.
Sementara AI dibatasi oleh keterbatasan fisik jet, tidak diwajibkan untuk mengikuti aturan dan prosedur Angkatan Udara untuk manuver dasar dan sudut serangan.
Hal itu memungkinkannya untuk menyerang Banger dari langit setiap saat. Ia juga mampu bereaksi lebih cepat dari pilot manusia.