Qassem Soleimani adalah kepala Pasukan Quds elit Iran, dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis tewas pada Januari dalam serangan AS terhadap konvoi kedua negara di bandara Baghdad.
"Rudal dan khususnya rudal jelajah sangat penting bagi kami...fakta bahwa kami telah meningkatkan jangkauan dari 300 menjadi 1.000 dalam waktu kurang dari 2 tahun, adalah pencapaian yang luar biasa," kata Presiden Iran Hassan Rouhani.
Namun Presiden Iran Hassan Rouhani klaim rudal jelajah jarak jauh dan rudal balistik itu bukan untuk menyerang negara lain.
"Kekuatan militer dan program rudal kami bersifat defensif," terangnya.
Pengumuman produk rudal Iran yang baru itu keluar, ketika Washington sedang berupaya untuk memperpanjang embargo senjata yang diberlakukan PBB terhadap Iran, yang akan berakhir pada Oktober di bawah kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan kekuatan dunia.
Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan itu dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran.
Pemerintah Amerika Serikat mengatakan tujuannya adalah untuk memaksa Teheran menyetujui kesepakatan yang lebih luas, yang menempatkan batasan yang lebih ketat pada pekerjaan nuklirnya, serta mengekang program rudal balistiknya, dan mengakhiri perang proksi regionalnya.
Sementara, Iran telah menolak pembicaraan selama sanksi AS tetap berlaku.