Penulis
Intisari-online.com -Nasib mengerikan menghampiri seorang jurnalis di Kolombia.
Dilaporkan dari Kompas.com, pada 8 Agustus fotografer untuk media lokal Voces del Guayabero, Fernando Osorio menjadi buruan seorang tentara.
Osorio dikejar tentara dan tidak hanya itu, ia juga menjadi sasaran tembak oknum militer tersebut.
Beruntung nyawanya masih terselamatkan.
Setelah kejadian itu menimpanya, Osorio mengungkapkan kejadian itu pada Committee to Protect Journalis (CPJ) dan sebuah laporan dari Foundation for Press Freedom (FLIP) yang berbasis di Bogota.
Selanjutnya ia ceritakan awal mula kejadian naas tersebut.
Awalnya ia bersama rekan reporternya yang lain, Edilson Alvarez yang juga bekerja di Voces del Guayabero.
Berawal dari mengungsi di rumah seorang petani, siapa sangka mereka mendapat berita untuk dikulik.
Baca Juga: Hadapi Corona; 26 Makanan Tahan Lama Ini Cukup Disimpan di Meja Dapur
Tak lama kemudian, oknum tentara tiba di rumah tersebut lantas menghina kedua wartawan itu dan menuduh mereka sebagai gerilyawan sayap kiri.
Osorio dan Alvarez lantas ditahan di dalam rumah petani tersebut sekitar enam jam sebelum dibebaskan tanpa tuduhan sebagaimana dilansir dari CPJ.
“Mereka mengejar saya dan menembak saya," kata Osorio kepada CPJ.
Sementara itu, Alvarez tidak menjawab panggilan telepon dan pesan suara dari CPJ.
Lalu apa sebenarnya berita yang mereka liput?
Rupanya, petani di Kolombia sedang terlibat dalam aksi protes terhadap militer negara tersebut.
Para petani koka mengalami kerugian besar setelah militer memberantas perkebunan mereka.
Koka adalah tanaman yang digunakan sebagai bahan baku yang membuat kokain.
Osorio mulai meliput berita tersebut, kemudian dalam ceritanya kepada CPJ pada 13 Agustus lalu saat ia meliput protes petani koka lainnya, oknum tentara menghinanya.
Selain itu, oknum tentara juga mengarahkan senapan ke arahnya dan menyuruhnya berbaring telungkup sebentar di pinggir jalan.
Menurut laporan media setempat, pejabat militer mengklaim pemberontak menekan petani untuk memprotes kampanye pemberantasan koka yang digunakan sebagai bahan baku yang membuat kokain.
Para petani koka dilaporkan telah melakukan aksi protes sejak Mei.
Osorio mengatakan liputan dari Voces del Guayabero telah dilansir oleh media Kolombia lainnya yang tidak dapat mengirim koresponden karena pandemi Covid-19.
Saat meliput aksi protes pada 4 Juni, Osorio melaporkan seorang tentara menembaknya, merusak kameranya, dan memotong jari kelingking dan sebagian dari jari manisnya.
Serangan itu didokumentasikan oleh FLIP dan laporan berita.
Osorio mengatakan kepada CPJ bahwa cedera tersebut membuatnya semakin sulit bekerja sebagai fotografer.
"Pihak berwenang Kolombia harus menyelidiki secara menyeluruh serangan kurang ajar tentara terhadap jurnalis Fernando Osorio dan Edilson Alvarez,” kata Koordinator Program CPJ Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Natalie Southwick.
Dia menambahkan pihak berwenang harus memastikan bahwa semua pihak yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.
“Fakta bahwa ini adalah serangan penembakan kedua oleh tentara terhadap Osorio menyoroti pengabaian yang tampaknya dimiliki beberapa orang di Angkatan Darat (Kolombia) terhadap jurnalis,” tambah Southwick.
Dia juga mengatakan impunitas dalam penembakan tersebut ini hanya akan melanggengkan kekerasan terhadap jurnalis.
CPJ menelepon militer Kolombia untuk memberikan komentar namun tidak ada yang menjawab panggilan telepon itu.
(Danur Lambang Pristiandaru)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Liput Aksi Protes Petani, Jurnalis Ditembaki Oknum Tentara Kolombia dan Jari Kelingkingnya Dipotong"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini