Dikenal Bak Anjing dan Kucing, Malaysia dan Indonesia Diprediksi Bisa Bersatu, Gara-gara Kelakukan China yang Makin Keterlaluan Ini

Tatik Ariyani

Penulis

Dua kekuatan besar di kawasan itupun kini seperti terbangun setelah China nekat terobos wilayah teritori dua negara serumpun ini.

Intisari-Online.com - Akhir-akhir ini China makin semena-menadi Laut China Selatan yang membuat banyak negara geram.

Tak hanya itu, bahkan kegiatan laut gencar dilakukan olehTiongkok di perairan yang sudah masuk wilayah negara lain.

Hal itupun dianggap sangat berpotensi memicu perang di perairan yang melintasi Indonesia dan Malaysia ini.

Dua kekuatan besar di kawasan itupun kini seperti terbangun setelah China nekat terobos wilayah teritori dua negara serumpun ini.

Baca Juga: Foto Selfie dan Peluk Jamaah Putri di Masjid, Setelah Cadar Dibuka, Sosok Berhijab Ini Bikin Emosi dan Langsung Digiring ke Polisi

Para pengamat Internasional pun mengkhawatirkan kebringasan China yang semakin meningkat beberapa waktu ini.

Bahkan kondisi tersebut dikhawatirkan akan membuat konflik ini menjadi sebuah perang laut.

Belum lama ini, kapal-kapal China pun mulai berani membuat ulah di kawasan utara pulau Kalimantan.

Kapal-kapal berbendera China selam sebulan ini terperangkap dalam sebuah konflik besar yang bisa memicu perang di perairan tersebut.

Baca Juga: Langka! Usianya Sudah Lebih dari 1.000 Tahun, Pedang dari Abad Pertengan Ini Ditemukan Dalam Kondisi Bagus di Dasar Danau

Melansir dari CNN, Senin (8/6/2020), memanasnya kawasan Laut China Selatan yang berbatasan langsung dengan Indonesia dan Malaysia ini bukan tanpa sebab.

Kodlik itu muncul saat kapal Malaysia, Capella Barat tengah mencari sumber daya di perairan tersebut beberapa waktu lalu.

Saat itu, mereka berpapasan dengan kapal survei Tiongkok yang diikuti dengan kapal penjaga pantai mereka.

Baca Juga: Obat Penurun Panas, Termasuk Makan Makanan Hambar dan Minum Banyak

Dua kapal berbendera Negeri Panda itu berlayar ke daerah itu untuk memindai melalui gambar satelit yang dianalisis oleh Institut Transparansi Maritim Asia (AMTI).

Kegiatan kapal asing diperairan itupun membuat Malaysia bereaksi dan mengerahkan kapal ke kawasan yang dilintasi oleh Kapal Tiongkok tersebut.

Tak hanya mengerahkan kapal penjaga kedaulatan, pergerakan Malaysia itupun didukung oleh militer Amerika Serikat.

Memang kapal perang Amerika Serikat sedang melakukan latihan bersama di Laut China Selatan beberapa waktu ini.

Namun kegiatan itu diklaim oleh China sebagai kegiatan normal di perairan di bawah yuridiksi mereka.

Meski demikian, kapal-kapal China memang beberapa bulan ini disebut memburu kapal negara lain yang mencoba mengeksplorasi sumber daya di perairan Laut China Selatan.

Menurut para ahli, China sedang mengadopsi taktik yang semakin kuat dan beresiko yang dapat memicu konflik baru dengan kekuatan di wilayah regional tersebut.

Terutama kekuatan militer Indonesia dan Malaysia yang menjadi militer terkuat di kawasan itu.

Baca Juga: Apa Berhubungan dengan Konspirasi? Baru Saja Kagetkan Dunia Rusia Umukan Vaksin Covid-19, Dokter Terkemuka Asal Rusia Ini Langsung Undurkan Diri Ungkap Fakta Mengejutkan Ini

Direktur AMTI, Greg Polling, mengatakan, Indonesia dan Malaysia menganggap gangguan China ini lebih serius daripada sebelumnya.

Saat ini, kapal-kapal China memperluas jangkauan mereka di kawasan itu, sebagian besar karena keberadaan pulau-pulau buatan Beijing di Laut China Selatan.

"Pulau-pulau buatan itu menyediakan pangkalan terdepan untuk kapal-kapal China, dan hal itu secara efektif telah mengubah Malaysia dan Indonesia menjadi negara-negara yang berada di garis depannya," ujar Polling.

"Pada hari tertentu, di sana sekitar selusin kapal penjaga pantai berdengung di sekitar Kepulauan Spratly, dan sekitar seratus kapal nelayan, siap berangkat," terangnya.

Untuk diketahui, Laut China Selatan memang daerah perairan yang paling diperebutkan di dunia.

Termasuk dengan tumpang tindih klaim China atas sebagian besar negara-negara ASEAN seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, Taiwan dan termasuk Indonesia.

Klaim itu disebut Beijing sebagai sembilan garis putus-putus (nine dash lines).

Klaim itu mencakup hampir seluruh wilayah Laut China Selatan dari pulai Hainan di Tiongkok sampai pulau Natuna di Indonesia.

Kendati klaim China tidak memiliki dasar di bawah hukum internasional dan dinyatakan tidak sah dalam putusan pengadilan internasional 2016.

Meski demikian, sejak 2015, China mulai meningkatkan ambisi teritorialnya dengan membangun pulau-pulau buatan di atas terumbu dan beting di Laut China Selatan dan kemudian memiliterisasi daerah itu dengan fasilitas pelabuhan, dan landasan pesawat tempur.

"Pulau-pulau ini penuh dengan radar dan kemampuan pengawasan, mereka melihat semua yang terjadi di Laut China Selatan," kata Polling.

"Di masa lalu, China tidak tahu di mana kamu mengebor. Sekarang mereka pasti tahu," imbuhnya.

Para ahli mengatakan, Beijing telah menciptakan armada penjaga pantai dan kapal penangkap ikan yang dapat dikerahkan di Laut China Selatan untuk mengganggu kapal penuntut lain atau berlayar di daerah yang sensitif secara politik.

Baca Juga: Terungkap, Ini Wasiat Menyentuh Suami yang Bikin Seorang Ibu Rela Mati-matian Pertahankan Warisan Meski Digugat Anak Kandungnya Sendiri

Andreas Chris Febrianto Nugroho

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Bangunkan Singa Tidur, Tiongkok Nekat Berulah di Kawasan Laut China Selatan Hingga Disebut Pengamat Bisa Pecah Perang Dengan Indonesia dan Malaysia"

Artikel Terkait