Intisari-Online.com - Seorang mantan perwira tinggi intelijen Saudi, Saad al-Jabri, mengklaim bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) mengirim regu pembunuh untuk menghabisi nyawanya di Kanada.
Peristiwa itu terjadi 13 hari setelah pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.
Hal tersebut diketahui dari sebuah dokumen yang diajukan di pengadilan federal Amerika Serikat, seperti diberitakan Al Jazeera, Jumat (7/8/2020).
Dalam gugatan 106 halaman (PDF) yang diajukan ke Pengadilan Distrik AS di Washington, DC pada hari Kamis, Saad al-Jabri menuduh Pangeran Mohammed mengirim sekelompok pembunuh bayaran yang dikenal sebagai ''Pasukan Harimau', untuk membunuh dirinya.
Dia mengklaim bahwa kedekatannya dengan intelijen AS dan pengetahuan mendalam tentang aktivitas sang pangeran muda telah menjadikannya salah satu target utama.
"Beberapa tempat menyimpan informasi yang lebih sensitif, menghina dan memberatkan tentang Terdakwa bin-Salman daripada pikiran dan ingatan Dr. Saad - kecuali mungkin rekaman yang dibuat Dr. Saad untuk mengantisipasi pembunuhannya," bunyi gugatan tersebut.
"Itulah mengapa Terdakwa bin Salman menginginkan dia mati - dan mengapa Terdakwa bin Salman telah bekerja untuk mencapai tujuan itu selama tiga tahun terakhir," lanjut dalam gugatan tersebut.
Anggota dari apa yang disebut dokumen itu sebagai "kelompok tentara bayaran pribadi bin Salman, Pasukan Harimau" tiba di Bandara Toronto Pearson dengan visa turis pada pertengahan Oktober 2018.