Tidak Jelas Apa Maunya, Duterte Layaknya Presiden Plin-plan Karena Tiba-tiba Larang Tentaranya Ikut Latihan Perang Dengan AS di Laut China Selatan, Pakar Sebut China 'Berpengaruh'

May N

Penulis

Sikap tidak memihak Duterte justru membuat kesal AS yang melihatnya sebagai cara Duterte sebutkan ia memihak China

Tidak Jelas Apa Maunya, Duterte Layaknya Presiden Plin-plan Karena Tiba-tiba Larang Tentaranya Ikut Latihan Perang Dengan AS di Laut China Selatan, Pakar Sebut China 'Berpengaruh'

Intisari-online.com -Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali tunjukkan sikap plin-plan dan tidak cukup tegas terkait kedaulatan Filipina di Laut China Selatan.

Mengutip kontan.co.id, Duterte melarang angkatan laut Filipina bergabung dengan latihan militer yang dipimpin AS di Laut China Selatan.

"Presiden memiliki perintah tetap, bahwa kita tidak boleh melibatkan diri dalam latihan angkatan laut di Laut China Selatan, kecuali di perairan nasional kita, [dalam] 12 mil dari pantai kita," kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.

Lorenzana mengatakan larangan itu bertujuan untuk menjaga ketegangan di daerah tersebut, di mana kegelisahan telah meningkat di tengah peningkatan tajam dalam patroli dan pengawasan daerah oleh Amerika Serikat.

Baca Juga: Bermusuhan dengan China dan Tak Bersekutu Sama AS, Sikap Militer Filipina Soal Laut China Selatan Masih Abu-abu, 'Kami Tidak Boleh Melibatkan Diri'

Baru-baru ini, AS berangkat dari sikap netral pada sengketa teritorial yang melibatkan berbagai negara Laut China Selatan untuk menggambarkan klaim Beijing di daerah itu sebagai tindakan melanggar hukum.

"Jelas, jika tindakan satu negara dianggap berseteru dengan yang lain, ketegangan biasanya akan meningkat," kata Lorenzana dalam mengesampingkan partisipasi Filipina dalam latihan AS.

Analis mengatakan larangan itu merupakan upaya untuk menenangkan China dan menjauhkan Filipina dari sekutu tradisionalnya yakni AS.

Menurut mantan senator Antonio Trillanes yang seorang pensiunan perwira angkatan laut, arahan itu adalah manifestasi yang jelas dari dukungan Filipina terhadap kebijakan luar negeri China di Laut Filipina Barat.

Baca Juga: Sama-sama Libatkan Amonium Nitrat, Ledakan di Amerika Ini Lebih Mengerikan hingga Menelan Ratusan Korban Jiwa Dibandingkan Ledakan di Beirut

Laut Filipina Barat adalah sebutan resmi pemerintah Filipina untuk bagian timur Laut China Selatan yang berada dalam zona ekonomi eksklusif Filipina.

"Arahan ini akan diperhitungkan oleh AS ketika mereka menganalisis keseimbangan kekuasaan di Asia Timur dan Pasifik," kata Trillanes.

Jose Antonio Custodio, seorang analis keamanan dan rekan non-residen dari lembaga think tank Stratbase ADR yang berbasis di Manila, mengatakan langkah itu sesuai dengan pola di mana Duterte telah mengurangi berbagai latihan bersama dengan AS sejak menjadi presiden pada 2016.

Baca Juga: Dari Gudang Senjata Meledak, Senjata Hizbullah, hingga Serangan Israel, Muncul Berbagai Spekulasi di Balik Ledakan Beirut, Lebanon

Duterte sebelumnya berbicara tentang memutar Filipina ke Beijing dan menjauh dari AS, tetapi kebijakan itu terbukti sangat kontroversial ketika menyangkut Laut China Selatan, di mana Manila dan Beijing memiliki klaim teritorial yang saling bertentangan.

Di bawah pemerintahan Benigno Aquino III sebelumnya, Filipina telah mengajukan kasus yang menentang klaim China di Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag.

Ia memenangkan kasus ini, dengan putusan pengadilan pada tahun 2016, atau tidak lama sebelum Duterte berkuasa. (*)

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul "Duterte larang tentaranya ikut latihan perang dengan AS, makin mesra dengan China?"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait