Namun, itu hanya mimpi para penambang, pasalnya tanah yang mengandung emas sebagian besar sudah dikuasai oleh pengusaha tambang.
Menurut stastistik, orang Mali setiap tahun menghasilkan jutaan dollar, dengan keuntungan terbesar dimiliki oleh pemilik tambang setiap tahunnya.
Meskipun berpenghasilan tinggi, harga makanan di Mali jauh lebih mahal daripada emas.
Memiliki industri manufacturing emas, kehidupan di Mali masih sangat primitif.
Selain itu jumlah penambang yang terlalu banyak membuat nilai yang mereka peroleh tidak tinggi, apalagi mereka dipaksa oleh pembeli.
Kebahagiaan orang Mali sangat sederhana, setiap hari setelah mereka bekerja mendapatkan makanan lengkap sehari-hari itu sudah lebih dari cukup.
Jumlah penambang emas terlalu banyak, sehingga membuat cadangan mineral langka.
Tetapi di sisi lain, mereka terlalu miskin untuk meninggalkan tanah airnya, jadi mereka memilih tetap tinggal dan menggali setiap inchinya.