Penulis
Intisari-Online.com - Setelah Perang Dunia II, konflik kekerasan etnis terjadi di kawasan Federasi Yugoslavia.
Dalam rangkaian perang tersebut, NATO turun tangan. Mereka melancarkan serangan ke Yugoslavia.
Setelah jalur diplomasi gagal, pada 24 Maret 1999, Nato memborbardir Serbia.
Tepat di jantung kota dan hancurkan kedubes China, serangan udara NATO ini menargetkan bangunan kantor pemerintah Serbia untuk melengserkan kekuasaan Milosevic.
Serangan NATO ini menyebabkan sejumlah orang tewas, termasuk warga sipil Serbia, pengungsi Kosovo.
Salah satu dampak serangan NATO ini juga mengakibatkan warga China Tewas akibat terkena ledakan bom di Kedubes China di Serbia.
Hal ini menyebabkan ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dan China.
2 Senjata Penghancur China yang Berhasil 'Tembus' Eropa
Dilansir dari Kontan.co.id, Serbia membeli sistem pertahanan rudal darat-ke-udara jarak menengah generasi baru dari China.
"Bagian terbesar dari impor terkait dengan modernisasi pesawat MIG-29, pengadaan sistem drone, (dan) sistem pertahanan udara FK-3," kata Jugoimport SDPR seperti dikutip Reuters.
China memandang Serbia sebagai bagian dari inisiatif One Belt, One Road, yang bertujuan membuka hubungan perdagangan luar negeri baru untuk perusahaan-perusahaan negeri tembok raksasa.
Drone dipersenjatai rudal berpemandu laser
Pada 2018, Jugoimport SDPR membuat 162 kesepakatan impor dengan 32 negara senilai total US$ 482,7 juta, termasuk pembelian helikopter tempur dan pengangkut buatan Rusia.
China telah menginvestasikan miliaran euro di negara Balkan itu, terutama dalam bentuk pinjaman lunak, infrastruktur, dan proyek energi.
Pada akhir Juni lalu, Angkatan Udara Serbia menerima enam pesawat tak berawak CH-92A yang dipersenjatai rudal berpemandu laser, penyebaran pertama dari drone tempur China di Eropa.
Serbia, yang berharap bisa bergabung dengan Uni Eropa, menyatakan netralitas militer pada 2006 dan masuk dalam program Kemitraan untuk Perdamaian NATO, meskipun negara itu tidak mencari keanggotaan penuh dalam aliansi pertahanan Barat ini.
Militer Serbia bergantung pada teknologi Uni Soviet, dan dalam beberapa tahun terakhir Beograd membeli jet tempur MiG-29 termasuk rudal, helikopter, tank, dan pengangkut personel lapis baja dari Rusia.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari