Ingat Pedagang Asongan yang Gemparkan Dunia Karena Mampu Menguasai 16 Bahasa, Sudah Hampir 2 Tahun Berlalu Kini Nasibnya Berubah Drastis, BeginiKabar Terbarunya

Afif Khoirul M

Penulis

Salik mungkin bocah yang istimewa meski hanya mendengarkan, dia mampu menguasai 16 bahasa asing tanpa belajar.

Intisari-online.com - Ingat Pedagang Asongan yang Gemparkan Dunia Karena Mampu Menguasai 16 Bahasa, Sudah Hampir 2 Tahun Berlalu Kini Nasibnya Berubah Drastis, BeginiKabar Terbarunya.

Pada November 2018, seorang bocah bernama Thuch Salik dari Siem Reap Kamboja menggemparkan dunia.

Karena bocah yang masih berusia 16 tahun itu mampu menguasai 16 bahasa tanpa pernah mengenyam pendidikan khusus berbahasa.

Menurut 24h.com. vn pada Jumat (31/7/2020),Salik adalah seorang anak yang terlahir dari keluarga miskin.

Salik merupakan keluarga miskin yang tinggal bersama 4 anggota keluarganya, dia hanya pergi ke sekolah pada pagi hari, lalu siang sampai sore dia bekerja menjual souvenir.

Baca Juga: Ketika Orang-orang Terkaya di Bumi Kebal Terhadap Pandemi,Bukti Orang Kaya Makin Kaya, Orang Miskin Malah Tambah Melarat

Dia menjadi pedagang kaki lima di depan Kuil Angkor Wat setiap hari dia mendapatkan penghasilan 15 dollar AS atau sekitar Rp200 ribuan.

Angkor Wat merupakan kawasan wisata yang cukup populer di Kamboja.

Di kawasan itu banyak wisatawan yang datang mengunjungi kuil tersebut, termasuk dari mancanegara.

Oleh sebab itu, demi bisa menjual dagangannya, Salik bersama dengan pedagang lainnya harus bisa menguasai bahasa asing, minimal bahasa Inggris.

Baca Juga: Kemarin Saling Bermusuhan dan Ancam Berperang, Tiba-tiba China dan Taiwan Bersatu untuk Menyerang Jepang Secara Besar-besaran, Ada Apa?

Namun, Salik jauh lebih istimewa dia bisa menguasai 16 bahasa hanya dari mendengar percakapan orang-orang.

Uniknya salik tidak pernah mempelajari bahasa asing tersebut di sekolah manapun, kemampuannya didapatkan hanya karena telah lama mendengarkan percakapan orang asing.

Alhasil, kisahnya membuat banyak orang kagum, bahkan viral dari Asia hingga mancanegara.

Menurut keterangan, Salik mampu berbicara dalam 16 bahasa, seperti Inggris, Thailand, Jepang, Spanyol, Jerman, Vietnam, dan lainnya.

Dia mampu berbahasa asing dengan sangat lancar.

"Awalnya saya hanya belajar sedikit bahasa Inggris, tetapi setelah ibu saya membawa ke Gunung Bak Kheng di mana banyak orang asing sering berwisata ke sana, saya belajar dari mereka, jika saya melihat turis saya akan mulai berbicara," katanya.

Baca Juga: Menyentuh Hati: Ada Pelajaran Penting di Balik Viralnya Video Ini, Bocah 10 dan 5 Tahun Jualan Klepon, Berjuang di Malam Hari untuk Bantu Kedua Orang Tua

Sejak saat itu, namanya dikenal sebagai bocah ajaib yang menguasai 16 bahsa, kini setelah nyaris 2 tahun berlalu pada 2020 ternyata nasibnya sudah berubah drastis.

Bocah itu menarik perhatian Hailian Education Grup, perusahaan terdaftar di Nasdaq US Stock Excharge di Zhuji, kota Shaoxing, Provinsi Zhejiang, China.

Bagi mereka Salik adalah kandidat ideal untuk proyek inisiatif di China untuk anak-anak yang kurang beruntung di Asia Tenggara.

Li Ziqian, direktur hubungan masyarakat untuk proyek tersebut mengatakan, "Salik adalah siswa pertama yang bergabung melalui ini, kami berharap menarik banyak siswa dari negara Asia Tenggara, seperti Laos, Kamboja, dan Vietnam."

Tahun 2019, Salik dan keluarganya diundang mengunjungi China kemudian Hailiang Grup, yang membeli 130 lukisan souvenir yang dijual oleh Salik dengan harga 60.000 Yuan (Rp )

Tak hanya itu, Salik juga kini mendapat beasiswa untuk bersekolah di perguruan tinggi di China di Univesritas Beijing.

Baca Juga: Orangtua Ini Kecolongan, Anaknya Selalu di Kamar Ngaku Ikut Kelas Online selama Pandemi Nyatanya Bermain Game, Hal Memilukan Ini Terjadi kepada Si Bocah

Singkat cerita Salik yang mengenyam pendidikan di China dikatakan memiliki catatan akademik yang sangat baik, cepat beradaptasi, dan mendapatkan banyak teman dari luar negeri.

"Aku sangat suka di sini karena semuanya indah, aku suka belajar bahasa Inggris dan China," katanya.

"Jika saya tinggal di Kamboja saya mungkin hanya belajar sedikit dan tidak memiliki masa depan baik, tetapi setelah saya di sini saya harus bekerja keras untuk mendapatkan yang tebaik," tambahnya.

Wang Weihong guru seni Salik, dia mengatakan siswanya tertarik dengan budaya China terutama kaligrafi, lukisan, dan patung.

Salik adalah satu-satunya siswa dari Asia Tenggara yang cepat beradaptasi dengan lingkungan dan menjalih hubungan baik dengan temannya.

Keluarga Salik kini juga telah pindah ke kota Phnom Penh, setelah menerima bantuan, mereka juga masih melanjutkan pekerjaan sebagai pedagang kaki lima.

Sementara itu, saudara Salik yang masih berusia 13 tahun juga memiliki kemampuan berbahasa yang baik seperti kakaknya.

Artikel Terkait