Jokowi Disesak Memecat Prabowo yang Dituding Lembek Bersikap, Ternyata Diam-diam prabowo Sudah Siapkan Strategi Jitu Hadapi Kapal-kapal China di Natuna, Pakai Cara Ini Sebelum Terjunkan Tentara

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Sejumlah kapal ikan China diketahui memasuki Perairan Natuna, Kepulauan Riau, pada 19 Desember 2019.

Intisari-Online.com - Sejumlah kapal ikan China diketahui memasuki Perairan Natuna, Kepulauan Riau, pada 19 Desember 2019, akhir tahun lalu.

Kapal-kapal China yang masuk dinyatakan telah melanggar exclusive economic zone (ZEE) Indonesia dan melakukan kegiatan Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUUF).

Nah, dalam menangani hal tersebut, sejumlah pihak menilai Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terlalu bersikap lembek.

Meski dinilai demikian, Prabowo sepertinya tak ambil pusing.

Baca Juga: Waspadai 'Akhir Zaman,' Inilah 5 Tempat di Dunia yang Disebut Bisa 'Menyelamatkan' Kita Dari Kiamat, Seperti Apa Tempatnya?

Hal itu terbukti dari jawaban santai yang dilontarkan Prabowo saat ditemui awak media di Istana Negara, pada 9 Januari 2020 lalu.

"Pak ada desakan terhadap Pak Jokowi agar memecat Bapak karena terlalu lembek merespon kapal China di Natuna," tanya salah seorang awak media.

"Oh ya? Bener? Silahkan saja dibicarakan."

"Kita negara demokrasi, orang boleh bicara apa saja, nggak apa-apa," jawab Prabowo sebagaimana dikutip dari tayangan Kompas TV.

Baca Juga: Apa Pilihan Diet Anda? Waspadai, Diet Rendah Kalori Ternyata Berdampak Buruk pada Tulang, Ini Tips Mencegahnya!

Di sisi lain, Juru Bicara Menhan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, Prabowo sangat berhati-hati soal urusan perseteruan dengan China di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Prabowo, sebut Dahnil, tidak ingin terkesan keras dan dipersepsikan menggunakan jalur militeristik dalam upaya penyelesaiannya agar hubungan diplomatik jangka panjang dengan China tidak terganggu.

"Kalau pendekatannya militer, itu justru bisa merusak diplomasi kita."

"Justru yang bisa dipersalahkan adalah kita," ujar Dahnil di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Baca Juga: Kekuatan Dahsyat 'Partikel Tuhan' Menurut Stephen Hawking Bisa Picu Kiamat dengan Memusnahkan Alam Semesta, Segila Apa Penelitian Ini?

Dahnil menegaskan, persoalan di ZEE Indonesia adalah pelanggaran hak berdaulat.

Oleh sebab itu, langkah yang ditempuh berbeda dibandingkan ketika yang dilanggar adalah kedaulatan.

"Nah ini kan cara-caranya kalau hak berdaulat, cara-cara diplomasi dan macam-macam," terang Dahnil.

Meski demikian, Dahnil memastikan, Prabowo tetap tegas soal persoalan tersebut.

Baca Juga: Negaranya Sedang Bersitegang, Mahasiswi China di Australia Kini Malah Jadi Sasaran Penculikan Virtual, Tebusannya Tembus Rp20 Miliar, Begini Cara Licik Pelakunya

Prabowo menyayangkan China yang mengklaim ZEE Indonesia, tepatnya di perairan Natuna.

Apalagi konflik itu terjadi setelah Prabowo berkunjung ke Negeri Tirai Bambu itu pada 15 Desember 2019.

Dahnil juga memastikan, Prabowo tetap intens berkomunikasi dengan pemerintah China, khususnya pada saat kapal nelayan dan Coast Guard China melanggar area ZEE Indonesia.

Dalam komunikasi itu, Prabowo disebut meminta penyelesaian dengan cara-cara yang baik bagi kedua negara.

Baca Juga: Sudah Terkenal 'Manja' dalam Pertempuran, Kini Tentara Amerika Dilengkapi 'Tangan Ketiga' untuk Operasikan Senapan, Malah Semakin Bikin 'Manja!'

"Jadi, klaim China ini tidak elok bagi hubungan diplomasi kita."

"Nah itu yang disampaikan Pak Prabowo dan Pak Prabowo menyayangkan ya sebenarnya setelah kunjungan beliau ada peristiwa ini," kata dia.

Dalam aspek koordinasi internal, Prabowo diketahui telah berkoordinasi dengan TNI, Polri, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Keamanan Laut (Bakamla).

Secara khusus, Prabowo berkomunikasi intens dengan KKP.

Baca Juga: Langsung Mengepung dari Dua Arah Mata Angin, AS Pindahkan Pasukannya ke Dekat Rusia, Gara-gara Sejarah yang Ingin Ditulis Ulang

Ia mendorong KKP membuka akses nelayan Indonesia untuk bisa melaut di Natuna.

"Karena apa, karena aktivitas ekonomi yang tinggi di daerah itu akan membuat deklarasi bahwasanya de facto itu milik kita, hak berdaulat milik kita," tegas Dahnil.

(*)

Artikel ini pernah tayang di Hot.grid.id dengan judul "Pelan Tapi Pasti, Ternyata Diam-diam prabowo Sudah Siapkan Strategi Jitu Hadapi Kapal-kapal China di Natuna, Pakai Cara Ini Sebelum Terjunkan Tentara"

Artikel Terkait