Langsung Mengepung dari Dua Arah Mata Angin, AS Pindahkan Pasukannya ke Dekat Rusia, Gara-gara Sejarah yang Ingin Ditulis Ulang

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Bikin panas Rusia, AS rotasi pasukan di Eropa ke wilayah Laut Hitam dan Baltik

Amerika Serikat (AS) merotasi pasukan di Eropa, menyusul penarikan 11.900 tentara mereka dari Jerman.

Tujuan utama dari rotasi itu adalah untuk memperkuat sisi Tenggara NATO di dekat Laut Hitam.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan, militer negeri uak Sam akan merelokasi pasukan dan skuadron jet tempur ke Italia, dan lebih banyak rotasi unit lapis baja Stryker ke wilayah Laut Hitam.

Baca Juga: Covid Hari Ini 30 Juli 2020: 17 Juta Orang Terinfeksi, Ini Tips Membersihkan Rumah di Masa Pandemi Covid-19, Penting!

Rotasi ini fokus pada potensi ancaman ke Eropa Tenggara dari Rusia.

"Tujuannya adalah untuk meningkatkan pencegahan dan meyakinkan sekutu di sepanjang sisi Tenggara NATO," kata Esper, Rabu (29/7), seperti dikutip Al Jazeera.

Menurut Esper, beberapa unit pasukan AS juga bisa rotasi ke Polandia dan negara-negara Baltik jika negara-negara tersebut mencapai kesepakatan akhir dengan Washington mengenai ide pemindahan tersebut.

"Perubahan-perubahan ini tidak diragukan lagi, akan mencapai prinsip-prinsip inti meningkatkan penangkalan AS dan NATO terhadap Rusia, memperkuat NATO, meyakinkan sekutu, dan meningkatkan fleksibilitas strategis AS," ujar Esper.

Baca Juga: Memiliki Tingkat Bunuh Diri Tertinggi di Dunia, Inilah Mengapa Kematian Aktor Terkenal Jepang Haruma Miura Justru Sulit Diterima Warga Jepang Sendiri

Menentang upaya Rusia

Sebelumnya, AS bergabung dengan Lithuania, Latvia, dan Estonia menentang upaya Rusia untuk menulis ulang sejarah, setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan, negara-negara Baltik telah menyetujui aneksasi mereka oleh Uni Soviet pada 1940.

"Kami menentang keras segala upaya Rusia untuk menulis ulang sejarah guna membenarkan pendudukan dan pencaplokan negara-negara Baltik pada 1940 oleh Uni Soviet," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam pernyataan bersama dengan menteri luar negeri Lithuania, Latvia, dan Estonia, Kamis (23/7), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Jangan Berani-berani dengan Emak-emak, Ojol Perempuan di Bekasi Lawan Begal, Ini Cerita Korban Merebut Celurit dan Bergelut Balik Menyerang!

Pernyataan itu menandai peringatan ke-80 deklarasi 1940 oleh Menteri Luar Negeri AS Sumner Welles saat itu yang mengecam pencaplokan Soviet atas Lithuania, Latvia, dan Estonia.

Kementerian Luar Negeri Estonia mengatakan, pihaknya telah memanggil duta besar Rusia untuk memprotes "pernyataan Putin baru-baru ini yang berusaha menggambarkan pendudukan Estonia dan pencaplokannya oleh Uni Soviet adalah sah."

"Rusia berusaha memberi kesan bahwa legitimasi dapat lahir dengan ancaman senjata, penindasan dengan kesepakatan bersama."

"Ini sangat sinis," kata Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: Kadang Tubuhnya Kaku Seperti Kayu, Kadang Lumpuh Seperti Tanpa Tulang: Kisah Pilu Aisyah Terbaring 15 Tahun, Bermula Pingsan Saat Hajatan, Disebut Diikuti Nenek Tua

Bulan lalu, Putin menulis bahwa memasukkan Lithuania, Latvia, dan Estonia ke dalam Uni Soviet "dilaksanakan berdasarkan kontrak, dengan persetujuan dari otoritas terpilih".

"Ini sejalan dengan hukum internasional dan negara pada waktu itu," sebut Putin dalam artikel untuk majalah The National Interest terbitan AS.

Artikel ini pernah tayan di Kontan.co.id dengan judul "Bikin panas Rusia, AS rotasi pasukan di Eropa ke wilayah Laut Hitam dan Baltik"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait