Penulis
Memiliki Tingkat Bunuh Diri Tertinggi di Dunia, Inilah Mengapa Kematian Aktor Terkenal Jepang Haruma Miura Justru Sulit Diterima Warga Jepang Sendiri
Intisari-online.com -Kejadian naas terjadi di Jepang pada 18 Juli 2020 lalu.
Pada hari itu, aktor terkenal Jepang Haruma Miura meninggal dunia.
Kronologi kejadian berupa ia tidak datang ke tempat kerjanya kemudian rumahnya didatangi manajernya.
Saat manajernya sambangi rumahnya, ia temukan Haruma dalam posisi gantung diri, tetapi ia belum meninggal.
Segera Haruma dibawa ke rumah sakit tetapi nyawanya tidak tertolong.
Kematian aktor top Jepang tersebut begitu mengejutkan banyak pihak, baik dari para penggemarnya maupun orang-orang terdekatnya.
Mengutip lovekpop95.com, pemakaman Haruma dilakukan secara tertutup dan rahasia pada 20 Juli 2020 lalu.
Agensi tempatnya bernaung, AMUSE, mengabarkan secara resmi jika pemakaman bersifat rahasia dan hanya ada keluarga serta teman dekatnya seperti Takeru Satoh, Shohei Miura serta kerabat-kerabatnya yang boleh datang.
AMUSE dan pihak keluarga Haruma setuju untuk lakukan pemakaman tertutup di Tsuchiura (Provinsi Ibaraki, Jepang) karena situasi Covid-19 yang tidak mendukung dilakukan pemakaman terbuka.
Dikabarkan juga jika Haruma meninggalkan surat yang sebutkan bahwa ia hanya ingin meninggal dunia.
Kematian aktor top yang membintangi berbagai film dan drama itu rupanya menambah getir dan tabu mengenai bunuh diri di Jepang.
Melansir video dari channel YouTube Asian Boss yang lakukan wawancara kepada para warga Jepang mengenai kematian Haruma, rupanya banyak yang berspekulasi lain.
Namun ada juga yang merasakan kesedihan mengenai tingginya tingkat bunuh diri di Jepang.
Dilaporkan pada tahun 2019 ada 20 ribu warga Jepang melakukan bunuh diri.
Membela Aktor Masahiro Higashide
Ada simpang siur berita bahwa Haruma membela tindakan yang dilakukan oleh salah satu rekan aktornya, Masahiro Higashide.
Awal tahun ini Masahiro tertangkap lakukan perselingkuhan dari istrinya, Anne Watanabe.
Ia berselingkuh dengan Erika Karata, aktris terkenal Jepang.
Bahkan, perselingkuhan itu sudah berlangsung sejak 2017, ketika istri Masahiro sedang mengandung anak ketiga mereka.
Berita itu tersebar luas dan banyak netizen Jepang menyerang Masahiro serta Erika atas tindakan yang mereka lakukan.
Sejak itu keduanya tidak mendapatkan pekerjaan bermain peran apapun.
Netizen Jepang memang sensitif untuk urusan perselingkuhan para aktor dan aktris Jepang, terlepas dari berapa banyak yang melakukannya.
Namun Haruma dilaporkan membela Masahiro agar tidak mendapat tekanan terlalu banyak, dan justru itu menjadi senjata banyak orang untuk menyerangnya.
Baca Juga: Pertanda Baik Jika Anda Merinding Saat Mendengar Lagu Tertentu, Itu Tanda Otak Anda Spesial
Sejak ia membela Masahiro, ia sering menerima komentar mengerikan dari netizen Jepang.
Rumor yang beredar hal itulah yang kemudian membuat Haruma depresi dan melakukan bunuh diri.
Tanggapan warga Jepang
Beberapa orang yang diwawancarai oleh Asian Boss mengatakan Haruma sepertinya memiliki hidup yang sempurna dan tidak kekurangan apapun.
Baca Juga: Sering Dibilang Jorok, Padahal Mandi Satu Kali Sehari Justru Baik Untuk Kesehatan Tubuh, Lho
Sehingga sangat mengejutkan bagi warga Jepang mendapat berita tersebut.
Namun itu juga membuat mereka sadar bahwa aktor terkenal sekelas Haruma Miura juga memiliki masalah yang tidak bisa ia selesaikan.
Selanjutnya, banyak yang memahami jika ia mendapat tekanan menjaga reputasinya sebagai aktor kelas dunia.
Haruma dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan jujur, dan ketika ia mendapatkan komentar mengerikan dari orang-orang terkait pembelaannya kepada Masahiro, ia justru membaca satu persatu pesan-pesan itu dan memikirkan opini semua orang.
Baca Juga: Warga Ketakutan, Polisi Kewalahan, Monyet Gila Seks Kuasai Kota Lopburi Thailand
Menjaga citra sebagai aktor yang jujur dan ramah kepada semua orang lebih dari 10 tahun mungkin sudah menambah stress bagi Haruma, dan menurut warga Jepang mungkin ia tidak dapat menahannya lagi.
Isu kesehatan mental di Jepang
Jarang dibicarakan, tapi isu kesehatan mental di Jepang rupanya sangat parah.
Kondisi itu sangat parah sampai membicarakannya secara terbuka sangatlah dilarang.
Bahkan, meski banyak yang memiliki masalah kesehatan mental, mereka tidak mencari psikiater atau bantuan lain karena dianggap memalukan.
Masalah yang mendasari mereka bisa berasal dari tingginya stress akibat pekerjaan atau masalah di hubungan pribadi warga Jepang.
Namun, masalah utama yang mendasari mengapa bunuh diri di Jepang sangat tinggi adalah harapan pandangan orang lain terhadap masing-masing warga Jepang.
Warga Jepang selalu berusaha untuk membaur dan mengikuti opini populer di masyarakat, jika ada salah satu yang membagikan opini mereka sendiri yang tidak sama dengan opini banyak orang, maka mereka akan dikucilkan bahkan dibully.
Tidak hanya mengenai opini serius mengenai kondisi politik negara mereka, bahkan opini semacam siapa aktor paling tampan di Jepang pun menjadi ancaman seseorang bisa dikucilkan atau tidak.
Kekhawatiran mengenai apa yang orang-orang pikirkan terhadap individu yang mengembangkan pola pikirnya sendiri membuat warga Jepang selalu mengedepankan citranya di depan orang lain, bahwa mereka orang Jepang yang normal dan sesuai dengan perilaku yang diterima masyarakat umum.
Jika ada warga Jepang yang tidak mengikuti standar hidup orang Jepang, mereka dianggap tidak berharga atau memiliki masalah.
Kekhawatiran warga Jepang selanjutnya adalah mengenai pemberitaan bunuh diri di media maupun TV nasional.
Rupanya ada pola umum di Jepang ketika muncul pemberitaan salah satu publik figur bunuh diri, hal itu akan meningkatkan tingkat bunuh diri di populasi Jepang secara umum.
Jika pemberitaannnya disertai dengan caranya bunuh diri, maka orang-orang akan mengikuti cara yang sama.
10 tahun yang lalu ada sebuah buku yang menuai masalah sosial di Jepang berjudul "How to Commit Suicide" atau "Cara-cara Melakukan Bunuh Diri".
Sejak buku itu rilis, banyak yang melakukan bunuh diri mengikuti cara yang ada di buku tersebut.
Perlu diingat, sudah bagian dari budaya Jepang untuk mendiskriminasi warganya yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini