Penulis
Intisari-Online.com - Selama ini klaim bebas dari virus corona (Covid-19), akhirnya Korea Utara mengonfirmasi bahwa virus mematikan ini sudah masuk negaranya.
Lalu siapakah pasien pertama Covid-19 di Korea Utara?
Dilansir dariKCNA yang dikutip oleh BBC pada Selasa (28/7/2020), diduga pasien itu adalah seorang pembelot.
Di mana dia memilikigejala Covid-19 saat kembali dari Korea Selatan.
Tepatnya diadipercaya meninggalkanKorea Utarake Korea Selatan tiga tahun lalu.
Namun warga itu kembali dari Korea Selatan setelah melintasi perbatasan bulan ini secara ilegal, seperti diberitakan media pemerintah Minggu (26/7/2020).
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, kemudian mengadakan pertemuan darurat dengan pejabat tinggi untuk mengimplementasikan lockdown di kota Kaesong.
Kim Jong Un juga meminta dilakukan investigasi untuk mengetahui bagaimana pasien itu bisa menyusup ke perbatasan yang dijaga ketat.
Ia juga memperingatkan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejadian itu akan diberi hukuman berat.
Sekarang, pasien suspek sedang dikarantina.
Otoritas juga tengah melacak orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien tersebut.
Hingga saat ini, Korea Utarabelum melaporkan satupun kasus positifCovid-19, meski klaim itu diragukan oleh para ahli luar negeri.
Sebelumnya, dikabarkan seorang pejabat Korea Utaraditembak mati karena kabur dari karantina dan mengunjungi tempat pemandian umum.
Kejadian itu terjadi pada awal Februari lalu.
Diberitakan kompas.com, seorang pejabat Korea Utara (Korut) yang dikarantina karena diduga terinfeksi virus corona ditembak mati karena pergi ke pemandian umum.
Pejabat bidang perdagangan itu ketahuan dan ditangkap.
Dia dieksekusi di lokasi pemandian oleh otoritas negara komunis tersebut.
Si pejabat yang tidak disebutkan identitasnya itu langsung dikarantina setelah kembali dari perjalanan di China, dilansir Donga via Daily Mirror Kamis (13/2/2020).
Begitu petugas pemerintahan Korea Utaraitu ketahuan pergi ke pemandian umum, dia segera diseret dan ditembak mati.
Sedangkan pejabat lain yang bekerja di Badan Keamanan Nasional Korea Utaraditurunkan jabatannya di pertanian karena diam-diam melakukan perjalanan ke China.
Pemerintah Korea Utara telah mengklaim bahwa tidak ada kasus virus coronadalam perbatasannya namun hal ini masih belum diverifikasi secara independen.
Klaim itu disambut skeptis oleh mereka yang berada di luar negeri.
Khususnya yang berbagi perbatasan dengan China dan memiliki puluhan ribu kasus terkonfirmasi.
Bir Mandal dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengungkapkan, "Pihak berwenang Korea Utara mengatakan kepada FAO bahwa tidak ada kasus virus coronabaru tapi kami curiga terhadap klaim tersebut."
Pasalnya, beberapa outlet media di Pyongyang telah mengakui adanya beberapa warga yang dikarantina.
JoongAng Ilbo, sebuah outlet berita di wilayah tersebut membantah klaim bahwa tidak ada kasus yang terkonfirmasi.
Sebuah sumber mengatakan kepada surat kabar lokal tersebut bahwa ada warga Pyongyang yang baru kembali dari China dan mengidap virus corona.
Meski begitu, pemerintah otoriter Korea Utaratelah melakukan serangkaian langkah pencegahan.
Ia telah menutup perbatasannya dengan China dan melarang masuknya semua turis asing.
Selain itu, pemerintah negara yang dipimpin Kim Jong Un tersebut juga memblokir lalu lintas internasional.
Mereka juga melaporkan telah melakukan tes untuk semua orang yang memasuki ibukota Pyongyang melalui jalan darat dan siapa saja yang hendak bepergian ke luar negeri.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Kompas.com, Miranti Kencana Wirawan)
(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "Suspek Covid-19 Masuk Korea Utara Lewat Perbatasan, Pihak yang Bertanggung Jawab Akan Dihukum Berat")